Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dapen BUMN Defisit Rp9,8 Triliun, Menteri Erick Khawatir 'Bom Waktu Seperti Asabri'

Dana pensiun (Dapen) miliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki bom waktu seiring ditemukannya neraca keuangan yang defisit.
Dana pensiun/Istimewa
Dana pensiun/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian BUMN menyebut mayoritas dana pensiun (dapen) miliki negara dalam kondisi memprihatinkan. Persentase dapen memprihatikan ini mencapai 65 persen dari keseluruhan dana pensiun di bawah perusahaan pelat merah. 

Dari jumlah dapen yang memprihatinkan ini, terjadi defisit dana mencapai Rp9,8 Triliun pada 2021.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun meminta semua pihak agar tidak lengah. Dia mengigatkan agar kejadian defisit ini tidak menjadi bom waktu dikemudian hari. 

“Salah satu isu yang terbesar yang menjadi beban terkait dana pensiun BUMN, sudah hampir setahun lebih. Jangan sampai isu Jiwasraya-Asabri [terulang], kami lengah di dana pensiun sendiri. Karena undang-undangnya seluruh dana pensiun ini kan dikelola oleh masing-masing dana pensiun perusahaannya, yang akhirnya kontrol dan konsolidasinya ini akan menjadi bom waktu,” papar Erick dalam rapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (13/2/2023). 

Erick menyebut aset industri dana pensiun di Indonesia dibandingkan produk domestik bruto (PDB) masih rendah yakni 5,8 persen. Menurutnya, angka tersebut lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Filipina 10,8 persen dan Malaysia 22 persen. 

“Ini karena ketidakmampuan dana pensiun mengurusi kewajiban pembayaran manfaat kepada pensiunan penerima manfaat secara komprehensif,” imbuhnya. 

Erick pun khawatir akan terjadi ledakan  dalam satu atau tiga tahun ke depan apabila dana pensiun tidak diselesaikan saat ini. Dia juga khawatir kepada para pensiunan BUMN yang terancam tidak mendapatkan manfaat apabila kondisi tersebut terjadi. 

“Ketika kami sudah memperbaiki BUMN seperti ini, kita bicara laba [tertinggi sepanjang sejarah], tapi tidak ada guarantee [jaminan] pensiunan BUMN yang [menghasilkan laba saat ini] bisa mendapatkan pensiunannya. Ini kan kontradiksi, kita bicara BUMN-nya sehat tetapi begitu mereka pensiun tidak ada,” ungkapnya. 

Erick pun berharap kondisi perusahaan dana pensiunan yang memprihatinkan berangsur pulih. Dia juga meminta ini menjadi catatan penting bagi seluruh pemangku kepentingan. 

“Harusnya BUMN-nya sehat, dana pensiunannya lebih sehat, karena ini kan bagian dari flow keuangannya,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper