Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang akan digelar pada 13 Maret 2023 mendatang. Satu mata acara dalam RUPST ini adalah penggunalan laba bersih tahun buku 2022 dan pembayaran dividen.
Corporate Secretary BBRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan, publikasi pemanggilan RUPST telah diumumkan melalui situs web PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia dan Perseroan pada hari ini, 17 Februari 2023.
"Dalam rangka penyelenggaraan rapat umum pemegang saham tahunan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., bersama ini disampaikan Pemanggilan RUPST," jelas Aestika dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/2/2023).
Nantinya, rapat akan diselenggarakan secara elektronik melalui fasilitas electronic general meeting system KSEI (eASY.KSEI).
Selain menentukan besaran pembayaran dividen, BBRI juga akan meminta persetujuan atas rencana pembelian kembali saham yang dikeluarkan (buyback). Pengalihan saham hasil buyback tersebut nantinya akan disimpan sebagai saham treasuri (treasury stock).
"Sesuai Pasal 2 ayat (1) dan ayat (3) POJK No. 30/POJK.04/2017 tanggal 22 Juni 2017 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka (POJK 30/2017), pembelian kembali saham Perseroan wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan RUPS," jelas manajemen BBRI.
Baca Juga
Untuk diketahui sebelumnya, BBRI telah umumkan rencana menggelar buyback dengan nilai sebesar-besarnya Rp1,5 triliun.
"Buyback dilaksanakan oleh perseroan dalam rangka program kepemilikan saham. Program dimaksud merupakan bagian dari upaya untuk mendorong engagement terhadap keberlanjutan peningkatan kinerja Perusahaan secara jangka panjang," pungkas BBRI.
Direktur Utama Sunarso mengatakan bahwa aksi korporasi buyback saham dilakukan untuk menyukseskan program employee stock perseroan yang akan diberikan berdasarkan capaian kinerja. BRI menyadari ada stakeholder penting, yakni karyawan yang juga mempunyai hak mendapatkan nilai ekonomi perseroan.
"BRI menyediakan tempat kerja kondusif, menumbuh kembangkan karir mereka secara adil. Kita ciptakan rasa memiliki terhadap usaha mereka. Dengan membeli saham, setiap gerak ide pemikiran itu dia akan dapatkan hasilnya saat economic value terbentuk," ujarnya.
Sementara program kepemilikan saham direksi dan Dewan Komisaris dapat diberikan antara lain sebagai insentif tahunan, insentif jangka panjang dan insentif lainnya yang dibayarkan dalam bentuk saham.
"Jadi bukan sekadar buyback. Tidak salah kita ingin paling tidak karyawan punya total saham 1 persen atau lebih," kata Sunarso.
Adapun mengenai pembagian dividen, terakhir, BBRI membagikan dividen tunai tahun buku 2021 pada 1 April 2022 dengan rasio pembayaran dividen (pay out ratio) sebesar 85 persen dari laba yang diperoleh Rp31,06 triliun atau sebesar 26,40 triliun dengan pembagian dividen per saham Rp174,25.
Secara lebih rinci, berikut riwayat pembayaran dividen tunai BBRI dalam kurun waktu 10 tahun belakangan.
Tahun Buku | Waktu Pembayaran | Jumlah Dividen yang Dibayarkan | Dividen per saham |
2021 | 1 April 2022 | 26,40 triliun | 174,25 |
2020 | 26 Maret 2021 | 12,12 triliun | 98,90 |
2019 | 18 Maret 2020 | 20,63 triliun | 168,11 |
2018 | 13 Juni 2019 | 16,17 triliun | 132,17 |
2017 | 25 April 2018 | 13,04 triliun | 106,75 |
2016 | 13 April 2017 | 10,47 triliun | 82,72 |
2015 | 22 April 2016 | 7,47 triliun | 62,33 |
2014 | 22 April 2015 | 7,27 triliun | 58,96 |
2013 | 4 May 2014 | 6,34 triliun | 51,47 |
2012 | 15 April 2012 | 5,55 triliun | 45,05 |