Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa pelat merah PT Asuransi Jiwa Taspen atau Taspen Life menutup tahun 2022 dengan membukukan laba setelah pajak unaudited atau mengantongi laba bersih senilai Rp72,17 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di laman resminya, laba milik anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mengalami pertumbuhan sebesar 14,28 secara tahunan (year-on-year/yoy), naik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 dengan nilai Rp63,15 miliar (audit).
Perolehan laba milik Taspen Life ditopang oleh meningkatnya jumlah pendapatan premi neto hingga 14,4 persen yoy. Total pendapatan premi neto perusahaan naik dari semula Rp1,25 triliun menjadi Rp1,44 triliun pada kuartal IV/2022.
Namun demikian, hasil investasi perusahaan terpantau tertekan hingga -4,22 persen yoy, atau merosot dari Rp363,03 miliar menjadi Rp347,72 miliar.
Di samping itu, Taspen Life juga telah melakukan pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp982,75 miliar pada 2022. Artinya, klaim dan manfaat yang dibayar perusahaan naik 28 persen yoy dari semula hanya sebesar Rp767,75 miliar pada Desember 2021.
Kemudian, Taspen Life mengalami pertumbuhan pada sisi total aset sebesar 9,44 persen yoy menjadi Rp6,58 triliun sepanjang 2022. Jika dibandingkan dengan periode Desember 2021, aset yang dibukukan Taspen Life hanya mampu mencapai Rp6,02 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, dari sisi liabilitas Taspen Life mengalami peningkatan sebesar 9,99 persen yoy, menanjak dari Rp5,44 triliun menjadi Rp5,98 triliun pada 2022. Menutup tahun 2022, ekuitas milik Taspen Life juga naik menjadi Rp604,34 miliar, atau sebesar 4,29 persen yoy dari Desember 2021 sebesar Rp579,48 miliar.
Beranjak dari sisi rasio kesehatan keuangan, Taspen Life menutup tahun 2022 dengan memiliki tingkat solvabilitas atau risk-based capital (RBC) unaudited sebesar 202,61 persen. Rasio tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 di angka 175,37 persen.