Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Nationalnobu Tbk. atau Bank Nobu (NOBU), milik taipan James Riady, telah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp103,84 miliar pada 2022. Siap merger dengan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) pada tahun ini.
Perolehan tersebut naik 61,79 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan capaian laba periode sebelumnya Rp64,18 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih Bank Nobu itu terdorong oleh kinerja pendapatan bunga yang mencapai Rp1,16 triliun, tumbuh 21,40 persen yoy. Meskipun, beban bunga Bank Nobu membengkak 16,54 persen yoy menjadi Rp502,44 miliar.
Sementara, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank Nobu mencapai Rp659,09 miliar, naik 25,37 persen yoy pada 2022.
Laba bank milik James Riady ini juga terdorong oleh meningkatnya keuntungan dari penjualan aset keuangan menjadi Rp12.02 miliar pada 2022, dari tahun sebelumnya hanya Rp1,15 miliar.
Untuk posisi bottom line, Bank Nobu mencatatkan peningkatan imbal ekuitas (return on equity/ROE) 191 basis poin (bps) menjadi 6,39 persen pada 2022. Kemudian, imbal aset (return on asset/ROA) naik 10 bps menjadi 0,64 persen pada 2022.
Baca Juga
Akan tetapi, Bank Nobu mencatatkan penyusutan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dari 3,46 persen pada 2021 menjadi 3,35 persen pada 2022.
Pada posisi intermediasi, Bank Nobu telah menyalurkan kredit sebesar Rp12,40 triliun sepanjang 2022, naik 26,40 persen yoy.
Pertumbuhan kredit diimbangi oleh penjagaan kualitas. Hal ini tercermin dari menyusutnya rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross Bank Nobu dari 0,58 persen pada 2021, menjadi 0,41 persen pada 2022. NPL net Bank Nobu juga turun dari 0,38 persen pada 2021 menjadi 0,33 persen pada 2022.
Pertumbuhan kredit Bank Nobu membuat asetnya meningkat menjadi Rp22,11 triliun pada 2022 dari posisi Rp20,74 pada 2021.
Kemudian, dari sisi pendanaan, Bank Nobu telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp15,02 triliun pada 2022, menurun 6,12 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) Bank Nobu juga susut 9,52 persen yoy menjadi Rp6,72 triliun. Porsi CASA terhadap DPK Bank Nobu mencapai 44,74 persen.
Bank Nobu sendiri saat ini sedang bersiap merger dengan Bank milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo yakni PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP).
Dalam keterbukaan informasi, Corporate Secretary Bank Nobu Mario Satrio menjelaskan latar belakang atas rencana merger tersebut.
"Setiap corporate action yang dilakukan perseroan bertujuan untuk mendukung pengembangan volume usaha perseroan dalam jangka panjang guna mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan," katanya dalam keterbukaan informasi beberapa waktu lalu.
Rencana ini, menurutnya, didukung penuh oleh pemegang saham agar perseroan selalu mematuhi ketentuan yang berlaku. Ia juga menjelaskan bahwa setiap corporate action yang dilakukan perseroan akan berkontribusi pada kegiatan operasional dan keuangan yang semakin baik.