Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melaporkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan 23.730 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pada 2022.
Angka tersebut naik drastis apabila dibandingkan dengan 2014 yakni 18.437 FKTP. Sementara itu, Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) atau Rumah Sakit (RS) mencapai 2.963 pada 2022.
Pada 2014, badan publik tersebut bekerja sama dengan 1.681 FKRTL. Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti pun menyinggung bahwa rumah sakit dahulu enggan menjalin kerja sama, terlebih saat awal berdiri.
"Dulu rumah sakit enggan bekerja sama sekarang pada rebutan," kata Ghufron dalam acara Pemberian Penghargaan Universal Coverage (UHC) oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin Akepada Pemerintah Daerah (Pemda) di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (14/3/2023).
Ghufron mengatakan bahwa BPJS terus bertransformasi untuk meningkatkan layanan kesehatan masyarakat. Dia menambahkan pihaknya juga memikirkan cash flow RS dan tidak memiliki utang.
"Kalau ada yang punya utang mohon diberi tahu supaya kami selesaikan secepat mungkin," katanya.
Baca Juga
Selain itu, Ghufron mengatakan bahwa pihaknya memberikan uang muka. Bahkan sepakat dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menaikkan tarif yang harus dibayarkan ke FKTP dan FKTRL. Dia pun berharap tidak ada diskriminasi bagi pasien BPJS Kesehatan dengan berbagai upaya tersebut.
Ghufron menyebutkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah memberikan manfaat secara luas untuk yang membutuhkan layanan kesehatan. Bahkan waktu sehat pun menurutnya masyarakat sudah dapa memanfaatkan BPJS.
Adapun total kunjungan FKTP dan FKTRL mencapai 502,8 juta kunjungan pada 2022. Angka tersebut naik apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yakni 92,3 juta kunjungan.
Sementara itu, peserta BPJS Kesehatan telah mencapai 252,17 juta jiwa per 1 Maret 2023. Artinya 90,79 persen dari total penduduk Indonesia telah menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)
Ghufron mengatakan bahwa capaian tersebut menjadikan program JKN KIS sebagai program jaminan terbesar di dunia dengan skema tunggal terintegrasi. Bahkan menurutnya Indonesia mampu mengalahkan Eropa dan Amerika yang mampu membutuhkan waktu 20 sampai 127 tahun untuk total kepesertaan sebanyak itu.