Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) mengandalkan sejumlah inovasi pembiayaan kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah persaingan yang ketat tahun ini.
Bank Raya misalnya mengandalkan Pinang Maksima dalam memberikan produk pinjaman baru yakni pembiayaan invoice atau tagihan. Pembiayaan invoice mampu mendukung para pelaku UMKM mengakses modal usahanya.
Direktur Digital dan Operasional Bank Raya Bhimo Wikan Hantoro mengatakan solusi digital itu berbasis ekosistem supply chain financing. Pengajuan pinjaman di Pinang Maksima kemudian dapat diajukan melalui relationship manager yang terintegrasi dan berbasis aplikasi.
Ia mengatakan Pinang Maksima sendiri telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar dan memiliki basis mitra usaha yang luas. "Kami menyediakan ekosistem digital yang dapat diakses oleh mitra usaha sehingga dapat mendukung produktivitas dan pertumbuhan bisnis para pengusaha dan ekosistem usaha secara keseluruhan," kata Bhimo dalam keterangan tertulis pada Rabu (22/3/2023).
Bank Raya sendiri mencatat total outstanding kredit di Pinang Maksima per Desember 2022 mencapai Rp159,4 miliar, tumbuh sebesar 163,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Bhimo mengatakan ke depannya, Bank Raya akan terus mengoptimalkan solusi Pinang Maksima agar dapat dinikmati oleh semakin banyak nasabah.
Sementara itu, Bank Raya akan menghadapi persaingan dari bank-bank digital baru yang sama-sama menyasar segmen UMKM tahun ini. PT Bank Fama International Tbk. yang telah berganti nama menjadi PT Super Bank Indonesia (Superbank) misalnya akan menyasar segmen UMKM.
Baca Juga
"Inilah yang menjadi target pasar utama kami. Dengan meningkatkan akses finansial ke segmen ini, kami dapat mendukung produktivitas mereka sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Direktur Utama Superbank Tigor M. Siahaan.
Dalam bersaing dengan bank digital lainnya, Superbank akan mengandalkan ekosistem yang meliputi Grup Emtek, Grab, hingga Singtel.
Berdasarkan struktur pemegang sahamnya, Emtek melalui PT Media Visitama memiliki porsi saham di Superbank sebesar 62,76 persen. Sementara itu, A5-DB-Holdings dan Singtel menggenggam 16,26 persen saham.
Emtek memiliki ekosistem yang luas melalui jaringan media hingga e-commerce, Grab dengan ekosistem ride-hailing, sementara Singtel memiliki jam terbang tinggi di industri telekomunikasi.
"Dengan memanfaatkan berbagai aset data, teknologi, dan jaringan yang kuat dari ekosistem itu, kami percaya kami memiliki pondasi yang kokoh untuk menawarkan sesuatu yang berbeda di pasar," ujar Tigor.
PT Bank Mayora yang telah diakuisisi oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) untuk jadi bank digital juga menyasar segmen UMKM.
BNI sebagai pemilik saham telah menunjuk jajaran manajemen baru. Posisinya diisi oleh kombinasi profesional dan ahli dengan latar belakang perbankan, startup business, hingga financial technology (fintech).
Selain itu, Bank Mayora bersiap melakukan rebranding atas perubahan nama dan logo yang akan diumumkan kepada publik dalam waktu dekat.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan ceruk pasar UMKM di Indonesia memang masih cukup besar, sehingga potensi tersebut masih bisa dimanfaatkan oleh bank-bank digital untuk menggenjot pertumbuhan bisnis ke depan.
“Dengan transformasi digital, keterjangkauannya diharapkan lebih tinggi sehingga bisa menyasar segmen yang tidak bankable,” ujarnya kepada Bisnis.