Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank Aladin (BANK) Masih Konsisten Merosot, Sampai Kapan?

Saham Bank Aladin Syariah (BANK) merosot setelah menyentuh level tertinggi beberapa bulan setelah IPO.
Karyawati menggunakan aplikasi mobile Bank Aladin di Jakarta, Rabu (26/1/2022). /Bisnis-Himawan L Nugraha
Karyawati menggunakan aplikasi mobile Bank Aladin di Jakarta, Rabu (26/1/2022). /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham bank digital syariah, PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK) secara teknikal masih downtrend sejak pertama kali melantai di bursa (initial public offering/IPO) hingga saat ini. 

Adapun PT Bank Aladin Syariah sebelumnya melantai di bursa dengan nama PT Bank Net Indonesia Syariah pada Februari 2021 dengan harga Rp103 per saham. 

Sekitar 2 bulan setelah IPO, saham BANK naik hingga lebih dari 35 kali lipat dari harga penawaran awal atau mencapai Rp3.790. Kemudian berangsur turun hingga ke level Rp1.200-an. 

Berdasarkan data RTI Business, harga saham BANK pada penutupan perdagangan Jumat (24/3/2023) berada di level Rp1.235, naik 0,82 persen dalam sehari. Akan tetapi harga saham BANK masih di zona merah dalam sebulan, turun 6,44 persen.

Sementara, dalam setahun atau secara year on year (yoy), harga saham BANK turun 42,82 persen. "Melihat pergerakan harga saham BANK secara teknikal, masih downtrend sejak November 2021 silam hingga hari ini," kata Founder Kurikulum Saham Alex Sukandar kepada Bisnis belum lama ini. 

Ia mengatakan salah satu faktor yang membuat kinerja saham BANK masih di zona merah adalah banyaknya investor ritel yang tidak memperhitungkan terdilusinya nilai saham BANK dengan adanya rights issue.

Faktor lainnya adalah tidak adanya positioning bisnis yang kuat di mata investor. "Kalau dari sisi fitur bank digital syariah ini, tidak berbeda jauh dengan fitur bank digital lainnya," ujar Alex.

Bank Aladin Syariah menurutnya dapat mencontoh langkah digitalisasi yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) di mana rekening giro usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dipaksa atau ditekan untuk beralih ke platform digital, sehingga proses digitalisasinya berjalan dengan mulus.

Sebagaimana diketahui, Bank Aladin Syariah yang sebelumnya bernama PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk. melantai di bursa pada Februari 2021.

Setelah melantai di bursa, BANK sempat digadang-gadang bakal menjadi kuda hitam baru di segmen perbankan digital. Beberapa bulan setelah IPO, BANK menggulirkan rights issue.

Setalah rights issue, sejumlah nama pemegang saham Bank Aladin Syariah pun menghilang. Konglomerasi yang juga berstatus pengendali PT Bank Capital Tbk. (BACA) misalnya sempat memborong 701,38 juta lembar saham BANK lewat unit bisnis asuransi syariahnya, Capital Life Syariah. Namun, kemudian namanya tidak lagi ada per akhir Oktober 2021.

Berdasarkan data kepemilikan per 28 Februari 2023, Bank Aladin Syariah kini dikuasai oleh PT Aladin Global Ventures dengan porsi kepemilikan 53,67 persen. Pemegang saham lainnya adalah PT BNC Technologies Ventures yang memiliki porsi kepemilikan 5,80 persen. Lalu, saham masyarakat 40,53 persen. 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper