Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI dan Bank Sentral Asean Bahas Strategi Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Bank Indonesia bersama bank sentral di Asean membahas pemanfaatan diversifikasi transaksi mata uang lokal atau local currency transaction (LCT).
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, BADUNG – Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan pentingnya bagi bank sentral Asean untuk memperkuat koordinasi agar mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat

Hal ini disampaikan Dody dalam pertemuan tingkat Deputi Bank Sentral negara Asean di bawah Keketuaan Indonesia atau Asean Central Bank Deputies Meeting (ACDM) di Bali pada Selasa (28/3/2023). 

“Asean perlu untuk mempererat kerja sama dan mengambil langkah kolektif yang berkaitan dengan recovery-rebuilding, digital economy and sustainability,” katanya.

Salah satu prioritas yang dibahas dalam pertemuan tersebut yaitu pemanfaatan diversifikasi mata uang dengan eksplorasi transaksi mata uang lokal atau local currency transaction (LCT).

LCT tersebut mencakup transaksi perdagangan dan investasi, serta transaksi keuangan. Di tingkat Asean, Indonesia bekerja sama dengan empat negara lainnya, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina untuk mengintegrasikan sistem pembayaran.

Prioritas kedua yaitu pengembangan regional payment connectivity (RPC) dalam meningkatkan konektivitas pembayaran lintas batas dalam mendukung pertumbuhan yang inklusif. 

Dalam hal ini, BI menyampaikan perlunya pengembangan sistem pembayaran dan digitalisasi dengan memajukan kerja sama konektivitas pembayaran untuk mendukung pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif.

Ketiga, yaitu penguatan ketahanan keuangan makro melalui implementasi bauran kebijakan. BI menyampaikan bahwa Asean perlu memperkuat pemahaman tentang bauran kebijakan dan mendorong negara Asean untuk mengembangkan kerangka analisis yang sistematis untuk memperkuat antisipasi apabila terdapat guncangan. 

Lebih lanjut, ACDM juga membahas mengenai perkembangan integrasi keuangan untuk Asean 2025. Pada sesi ini, co-chairs pada level working committees (WCs) menyampaikan perkembangan lingkup kerja masing-masing di bawah Keketuaan Asean Indonesia 2023. 

Secara umum, negara anggota mendukung prioritas Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat resiliensi ekonomi.   

Pertemuan ACDM ini dihadiri oleh sembilan perwakilan delegasi bank sentral secara luring diantaranya Monetary Authority of Singapore (MAS),  Bank Negara Malaysia (BNM), Bank of Thailand (BOT), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Bank of Laos (BOL), Brunei Darussalam Central Bank (BDCB), National Bank of Cambodia (NBC), dan State Bank of Vietnam (SBV).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper