Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

QRIS Indonesia Bisa Dipakai di Thailand Hingga Malaysia, Ini Keuntungannya

Pembahasan implementasi Regional Payment Connectivity atau RPC dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Asean tengah dilakukan di Bali.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara Pertemuan Tahunan BI 2022 mengenalkan peta desain rupiah digital./tangkap layar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara Pertemuan Tahunan BI 2022 mengenalkan peta desain rupiah digital./tangkap layar

Bisnis.com, JAKARTA – Pembahasan terkait implementasi Regional Payment Connectivity atau RPC dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Asia Tenggara (Asean) di Bali pekan ini, dinilai sejumlah pihak memiliki keuntungan dan tantangan. Kerja sama konektivitas pembayaran kawasan meliputi beberapa skema konektivitas sistem pembayaran, termasuk QR code dan fast payment.

RPC diketahui sudah disepakati oleh 5 negara Asean, yakni Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand, yang menjadi bagian dari Asean-5. RPC bertujuan meningkatkan konektivitas pembayaran lintas batas dalam mendukung pertumbuhan inklusif.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan RPC memiliki peran penting dalam mengefisiensikan transaksi keuangan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS).

Meski demikian, Trioksa menilai masih ada sejumlah tantangan dalam mengoptimalisasi ekosistem digital di Indonesia. Salah satunya mengurai ketergantungan terhadap transaksi uang tunai, lalu beralih ke transaksi digital.

“Tantangan optimalisasi digital di Indonesia adalah peralihan kebergantungan dari transaksi uang tunai ke digital, di mana sebagian besar masyarakat masih menggunakan transaksi tunai terutama di daerah atau pedesaan,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (29/3/2023).

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai pembahasan RPC sudah sesuai dengan arah perkembangan transaksi keuangan ke depan. Salah satunya mengurangi ketergantungan pada satu mata uang, yakni dolar AS.

Selain itu, kelancaran integrasi sistem pembayaran tika hanya memberikan kemudahan antarmasyarakat, tetapi juga para pelaku usaha akan diuntungkan karena RPC diperkirakan dapat mendorong aktivitas ekspor-impor, serta pariwisata di masing-masing negara Asean.

“Dampaknya akan signifikan bagi pengembangan ekonomi negara-negara Asean,” kata Piter.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo kembali menegaskan pentingnya bank sentral Asean untuk memperkuat koordinasi dalam mengurangi ketergantungan dolar AS.

Menurutnya, Asean perlu mempererat kerja sama dan mengambil langkah kolektif yang berkaitan dengan recovery-rebuilding, ekonomi digital and keberlanjutan.

Salah satu prioritas yang dibahas adalah pemanfaatan diversifikasi mata uang dengan eksplorasi transaksi mata uang lokal atau local currency transaction (LCT). LCT tersebut mencakup transaksi perdagangan dan investasi, serta transaksi keuangan.

Di tingkat Asean, Indonesia bekerja sama dengan empat negara lainnya, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina untuk mengintegrasikan sistem pembayaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper