Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Arti dan Penyebab Impairment Asset atau Penurunan Nilai Aset

Impairment asset atau penurunan nilai terjadi karena ada faktor eksternal dan internal.
Impairment asset atau penurunan aset
Impairment asset atau penurunan aset

Bisnis.com, JAKARTA - Impairment Asset atau penurunan nilai terjadi saat nilai aset yang tercatat, kurang dari nilai yang tercantum di neraca awal. Aset yang mengalami penurunan nilai akan berdampak pada kerugian laba

PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) berbasis IFRS (International Financial Accounting Standard) menggunakan istilah penurunan nilai tidak hanya untuk aset tetap tetapi juga untuk aset tak berwujud, goodwill, aset keuangan dan investasi.  

Penurunan aset ini mewakili periode nilai pasar suatu aset kurang dari penilaian yang dimasukan dalam neraca organisasi. Penurunan nilai selalu dicatat dalam akuntansi sebagai kerugian yang mengacu pada penurunan nilai aset. 

Penurunan nilai yang terjadi didasarkan pada prinsip konservatisme dan kehati-hatian. Aset tidak boleh tercatat melebihi dari nilai yang diperoleh kembali. Aset dapat diperoleh kembali melalui penjualan (Value through sales) dan penggunaan (Value through sales).

Aset dapat mengalami penurunan nilai karena faktor eksternal dan internal.

1. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi penurunan nilai aset seperti:

-  Penurunan nilai pasar aset yang signifikan

- Perubahan lingkungan seperti teknologi, ekonomi, suku bunga pasar. 

2. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam faktor teknis aset seperti:

-  Kerusakan aset

- Kinerja aset yang buruk

- Perubahan signifikan dalam perusahan yang menyebabkan aset tidak dimanfaatkan. 


IAS 36 atau Impairment of Assets dapat dilakukan untuk mengetahui aset mana saja yang mengalami penurunan nilai. Dalam praktiknya Impairment dapat berlaku pada semua aset namun terdapat beberapa yang tidak akan mengalami penurunan seperti:

1. Aset pajak tangguhan

2. Aset imbalan kerja 

3. Aset keuangan dalam ruang lingkup IFRS 9

4. Properti investasi

5. Aset biologis dalam ruang lingkup IAS 41

6. Aset kontrak asuransi

7 Aset non-aktivitas 

Selain itu, aset-aset dalam IAS 36 harus memiliki nilai setiap tahunnya seperti aset tidak terwujud memiliki manfaat tak terbatas, aset tidak terwujud belum bersedia untuk digunakan, dan goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis. 

Sementara itu, nilai pakai atau nilai kini arus kas di masa depan yang diharapkan akan diperoleh entitas dari pemakaian aset tersebut. Untuk memperoleh nilai pakai langkah yang harus dilakukan adalah mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan dari pemakaian dan pelepasan aset serta menetapkan tingkat diskonto yang tepat arus kas masa depan. 

Tarif diskonto yang digunakan mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko spesifik. Diskonto yang digunakan mencerminkan tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika mereka memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah, waktu, profil  risiko yang sama dengan aset tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper