Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo, yaitu PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp215,51 miliar pada kuartal IV/2022.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis (6/4/2023), laba bersih milik Askrindo Syariah meningkat 27,30 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) sepanjang 2022.
Perolehan laba bersih Askrindo Syariah ditopang oleh beban kafalah perusahaan yang menyusut hingga 34,01 persen yoy dari Rp151,1 miliar menjadi Rp99,71 miliar. Salah satu penurunan beban tersebut disebabkan pos ta’widh penjaminan ulang yang turun 20,54 persen yoy menjadi Rp99,55 miliar dari sebelumnya harus menanggung Rp125,28 miliar.
Sementara itu, jumlah pendapatan kafalah Askrindo Syariah turun 2,97 persen yoy. Nilainya turun tipis dari Rp459,35 miliar pada kuartal IV/2021 menjadi Rp445,72 miliar pada kuartal IV/2022.
Askrindo Syariah juga meningkatkan total aset sebesar 39,18 persen yoy. Dengan demikian, aset perusahaan meningkat dari Rp1,7 triliun menjadi Rp2,26 triliun pada 2022.
Secara rinci, pos aset pajak tangguhan menjadi salah satu penopang pertumbuhan aset Askrindo Syariah, yang naik 94,63 persen yoy dari Rp3,85 miliar menjadi Rp7,5 miliar.
Baca Juga
Sementara itu sepanjang 2022, total liabilitas yang ditanggung perusahaan naik 30,05 persen yoy dari Rp1,2 triliun menjadi Rp1,56 triliun.
Total ekuitas juga meningkat dari Rp504,87 miliar menjadi Rp693,63 miliar atau naik 37,39 persen yoy.
Sampai 31 Desember 2022, pemegang saham PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah terdiri dari PT Asuransi Kredit Indonesia dengan menggenggam 99,99 persen saham dan sebanyak 0,01 persen saham dimiliki YDKK PT Askrindo.