Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) milik taipan Anthony Salim membukukan laba bersih pada 2022 sebesar Rp157,04 miliar, naik empat kali lipat atau 295,16 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan laba pada tahun sebelumnya Rp39,74 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, pertumbuhan pesat laba Bank Ina terdorong oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp594,06 miliar, naik 151,54 persen yoy.
Meski begitu, emiten bank berkode BINA ini mengalami penurunan pendapatan berbasis komisi atau fee based income 12,8 persen yoy, menjadi Rp9,81 miliar. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) Bank Ina juga menebal dari Rp62,10 miliar pada 2021 menjadi Rp98,39 miliar pada 2022.
Rasio profitabilitas Bank Ina sendiri membaik pada 2022. Tercatat, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) Bank Ina naik 65 basis poin (bps) menjadi 1,09 persen pada 2022. Sementara, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) naik 338 bps menjadi 6,57 persen pada 2022.
Bank Ina juga mencatatkan peningkatan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) 124 bps menjadi 3,49 persen pada 2022.
Pada sisi intermediasi, penyaluran kredit Bank Ina pada 2022 mencapai Rp9,74 triliun, tumbuh 163,24 persen yoy. Hal ini membuat aset Bank Ina tumbuh 36,54 persen yoy menjadi Rp20,55 triliun pada 2022.
Baca Juga
Peningkatan pesat kredit diimbangi oleh penjagaan kualitas aset. Tercatat rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross Bank Ina turun dari 2,62 persen pada 2021 menjadi 1,74 persen pada 2022.
Kemudian, NPL net Bank Ina susut dari 1,64 persen pada 2021 menjadi 0,55 persen pada 2022.
Pada sisi pendanaan, Bank Ina berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp15,42 triliun pada 2022, naik 23,36 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) BINA pun naik tipis 1,13 persen menjadi Rp5,36 triliun pada 2022.