Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI berhasil membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp5,2 triliun pada kuartal I/2023, naik 31,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan capaian laba pada kuartal I/2023 itu sejalan dengan visi perseroan untuk tumbuh secara sehat dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
BBNI sendiri telah menetapkan tujuh kebijakan strategis tahun ini. "Kebijakan strategis ini membuat profitabilitas lebih baik," kata perempuan yang akrab disapa Susi ini dalam konferensi pers pada Selasa (18/4/2023).
Pertama, BNI mengembangkan solusi transaksi dan ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Kedua, pengembangan infrastruktur teknologi serta inovasi digital.
Ketiga, BNI fokus pada peningkatan dana murah atau current account savings account (CASA) serta pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) secara berkelanjutan. Keempat, BNI meningkatkan ekspansi bisnis pada segmen pasar corporate top tier serta sektor prioritas, value chain, dan cross selling.
"Segmen-segmen prioritas seperti corporate top tier ini masuk sebagai industri prospektif," kata Susi.
Baca Juga
Kelima, transformasi human capital, culture, dan operasional. Keenam, penguatan jaringan bisnis Internasional. Ketujuh, optimalisasi sinergi BNI Grup dalam memperkuat posisi perusahaan anak.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangannya, laba BNI per kuartal I/2023 terdorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang tumbuh 12,67 persen yoy menjadi Rp10,4 triliun pada kuartal I/2023. Fee based income BNI juga naik 8,57 persen yoy menjadi Rp2,28 triliun.
Emiten bank berkode BBNI ini juga mencatatkan penyusutan beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) dari Rp3,59 triliun pada kuartal I/2022 menjadi Rp2,16 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.
Catatan laba perseroan berdampak positif pada rasio profitabilitas. Hal ini tercermin dari meningkatnya rasio return on average equity (ROAE) dari 14,3 persen per 31 Maret 2022 menjadi 15,5 persen per 31 Maret 2023. Pre-tax return on asset (ROA) bank juga meningkat dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen. Kemudian margin bunga bersih (net interest margin/NIM) terjaga pada level 4,7 persen.
Pada kuartal I/2023, BNI juga telah menyalurkan kredit Rp634,3 triliun, tumbuh 7,2 persen yoy. Aset konsolidasi BBNI pun naik 8,6 persen yoy menjadi Rp1.012,36 triliun pada kuartal I/2023.
Dari sisi pendanaan, perseroan telah membukukan dana pihak ketiga (DPK) Rp743,7 triliun pada kuartal I/2023, naik 7,4 persen yoy. Dana murah BNI juga tumbuh 6,9 persen yoy pada kuartal I/2023, dengan porsi mencapai 69 persen terhadap DPK.