Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Lirik Investor Arab untuk BSI (BRIS), Pengamat: Tunda Dulu

Pengamat menilai langkah Erick Thohir mencari investor asing untuk BSI (BRIS) tidak tepat untuk saat ini mengingat citra BSI tengah menurun akibat peretasan.
Erick Thohir Lirik Investor Arab untuk BSI (BRIS), Pengamat: Tunda Dulu. Logo PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di kantor pusat yang berada di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian
Erick Thohir Lirik Investor Arab untuk BSI (BRIS), Pengamat: Tunda Dulu. Logo PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di kantor pusat yang berada di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, MEDAN - Menteri BUMN Erick Tohir menyatakan mencari investor strategis dari Arab Saudi untuk menggantikan posisi sejumlah BUMN yang berencana melepas sahamnya di Bank Syariah Indonesia.

Upaya ini dilakukan usai Bank Syariah Indonesia (BRIS) tengah mengalami gangguan layanan sistem perbankan (eror) akibat serangan siber.

"Saya tidak memahami bagaimana wacana Erick Tohir tersebut muncul disaat ada gangguan sistem layanan BSI akibat serangan kelompok hacker Lockbit," ujar pengamat Ekonomi, Gunawan Benjamin kepada awak media melalui pesan digital, Senin (22/5).

Menurut Gunawan, pada dasarnya wacana Erick untuk menjual saham BSI bisa ditunda. Terlebih saat terjadi serangan peretas yang membuat layanan perbankan BSI bermasalah untuk waktu yang lama.

Sementara itu, pada hari Selasa (16/5/2023), harga saham BSI yang memiliki kode BRIS diperdagangkan anjlok hingga menyentuh ARB di level Rp1.600 per lembar sahamnya.

"Saya menyarankan sebaiknya menteri BUMN fokus terlebih dahulu pada pembenahan sistem layanan BSI. Selanjutnya, di tahun ini akan menjadi tonggak sejarah baru industri perbankan syariah nasional, di mana bank umum konvensional yang memiliki unit usaha syariah [UUS] harus melakukan pemisahan atau spin off, sesuai amanat Undang Undang nomor 21 tahun 2008," imbau Gunawan.

Menurutnya, BSI masih berpeluang untuk menjadi Bank Syariah yang mampu bersaing di level regional maupun internasional. 

"BSI ini masih berpeluang untuk menjadi Bank yang lebih besar dari posisi seperti saat ini. Setidaknya hal ini bisa terjadi kalau ada unit usaha bank syariah yang masih menyatu dengan induknya memilih untuk meleburkan diri dengan BSI," imbuhnya.

Gunawan pun menyebut ada beberapa pilihan yang bisa diambil oleh pemilik bank unit usaha syariah nantinya. Bahkan, kesempatan BSI untuk mencaplok sejumlah unit usaha syariah terbuka lebar. 

Hal ini dikarenakan, lanjutnya, BSI memiliki peluang untuk menjadi Bank yang lebih besar dari saat ini. Sehingga, Menteri BUMN sebaiknya melakukan pembenahan terlebih dahulu, khususnya fokus terhadap pembenahan dan penyempurnaan IT BSI.

"Memang pada dasarnya mencari investor asing untuk BSI ini bisa memuluskan BSI untuk mendapatkan tempat dalam kancah perbankan syariah global. Ada investor yang memiliki hubungan emosional yang kuat dengan Bank Syariah terlebih jika didatangkan dari Negara Arab. Tetapi, menurut hemat saya urgensinya ada terletak pada bagaimana kita memperbaiki citra BSI terlebih dahulu. Dalam kondisi sekarang, Erick Tohir harus tunda jual saham BSI," tegas Gunawan.

Menurutnya, jika BSI kembali diperkuat sehingga kapitalisasi pasarnya meningkat akan berdampak pada perbaikan harga sahamnya.

"Tapi kalau jual saham bisa membuat kondisi BSI makin buruk," pungkas Gunawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ade Nurhaliza
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper