Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan mengatakan meningkatnya jumlah investor surat utang negara ritel di Tanah Air merupakan bagian dari strategi menjadikan masyarakat Indonesia sebagai investment society.
Investment society adalah upaya mengubah paradigma masyarakat menjadi seorang investor. Dengan pemahaman ini, maka masyarakat diharapkan dalam pengelolaan kekayaannya menyadari adanya nilai uang (time value of money) seiring inflasi hingga potensi mendapatkan penghasilan tambahan secara pasif dalam jangka panjang.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) Deni Ridwan mengatakan upaya mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia dari gemar menabung menjadi investasi ini ditunjukkan dengan besar imbal hasil yang ditawarkan dalam sukuk tabungan 10 (ST010).
Dengan imbal hasil 6,25 persen sebagai dasar untuk tenor 2 tahun dan 6,4 persen untuk tenor 4 tahun, menjadikan instrumen ini paling menarik sejauh ini. "Pekan lalu lelang SBN incoming bids nya Rp57 triliun, yang diambil hanya Rp5 triliun. Dan itu imbal hasilnya 5,9 persen," kata Deni dalam acara Media Roundtable Discussion UOB Indonesia, Rabu (24/5/2023).
Menurutnya, dengan realitas ini ST010 merupakan bentuk keberpihakan pemerintah kepada investasi bagi masyarakat ritel dengan memberikan imbal hasil lebih tinggi. Dari Rp400 triliun pembayaran bunga yang dilakukan, diharapkan sebagian besar kembali kepada masyaralat secara langsung.
"Sehingga saat pemerintah bayar bunga maka menjadi distribusi kekayaan. Ini harapannya seperti Jepang, saat utang pemerintahnya besar maka yang menikmati adalah masyarakatnya sendiri," katanya.
Deni juga menekankan, sukuk ritel juga berbasiskan proyek yang terukur. Dengan demikian, pembiayaan pembangunan juga menjadi peran langsung masyarakat melalui sukuk ritel.
Vera Margaret, Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia menuturkan saat ini kolaborasi untuk mendorong investment society juga didukung kalangan perbankan.
Dia menuturkan, untuk produk SBN dan Sukuk yang ditawarkan pemerintah misalnya, UOB Indonesia membuka kesempatan pembelian kepada semua nasabahnya. Tidak terbatas kepada nasabah premium.
Divisi Wealth Management UOB Indonesia juga memfasilitasi untuk produk pengelolaan kekayaan lain seperti reksa dana hingga obligasi.
"Wealth management sekarang tidak saja menggarap segmen premium namun sekarang menuju ritel seperti melalui sukuk tabungan ini," katanya.