Bisnis.com, JAKARTA — Asuransi Zurich Indonesia menargetkan pertumbuhan bisnis dari sisi asuransi umum, syariah, hingga jiwa pada tahun ini.
Dari PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk. misalnya menargetkan pertumbuhan pendapatan premi double digit pada 2023.
“Kalau pendapatan premi dari konvesional, kami optimis bisa bertumbuh double digit,” kata Presiden Direktur Zurich Asuransi Indonesia Edhi Tjahja Negara dalam Konferensi Pers di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Begitu juga dari sisi bisnis syariah, PT Zurich General Takaful Indonesia turut menargetkan pendapatan premi yang moncer pada tahun ini. Hilman Simanjuntak, Presiden Direktur Zurich General Takaful Indonesia mengatakan pihaknya berambisi terus tumbuh dan menjadi contoh perusahaan spin off yang sukses.
“Kita expect [mengharapkan] tidak berkurang, kita baru pertama kali spin off. Jadi, menjadi perhatian teman-teman yang lain, juga diperhatikan oleh regulator. Mereka ingin kita sukses sebagai contoh spin off [yang baik],” kata Hilman.
Sementara itu untuk asuransi jiwa milik Zurich, PT Zurich Topas Life juga berharap bertumbuh. Direktur Zurich Topas Life Budi Darmawan bahkan mengatakan pihaknya sedang berproses untuk membawa perusahaan menjadi sepuluh besar.
“Tidak harus tahun ini, tetapi kami berproses ke sana untuk menjadi top ten,” katanya.
Country Manager Zurich Indonesia Chris Bendl turut melaporkan bahwa Zurich Indonesia secara keseluruhan telah melakukan pembayaran klaim sekitar Rp1,3 triliun sepanjang 2022.
Baca Juga : Zurich Terima Asuransi Mobil Listrik |
---|
Dalam laporan konsolidasian Zurich Asuransi Indonesia dan entitas anaknya per 31 Desember 2022 dikutip dari laman resmi perusahaan, mencatatkan total aset mencapai Rp9 triliun atau naik 0,68 persen. Pada 2021, aset yang dimiliki mencapai Rp8,9 triliun.
Total liabilitas yang ditanggung mencapai Rp4,32 triliun atau sedikit menurun dibandingkan sebelumnya yakni Rp4,34 triliun. Sementara itu total ekuitas yang dimiliki konsolidasian yakni Rp4,38 triliun atau sedikit meningkat dari sebelumnya yakni Rp4,32 triliun.
Dana tabarru yang berhasil dikumpulkan dari sisi bisnis syariah mencapai Rp300 miliar atau naik 9 persen dari Rp275 miliar.
Total pendapatan underwriting mencapai Rp782 miliar atau turun dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp815 miliar. Adapun, dari sisi laba bersih tahun berjalan mencapai Rp213 miliar atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp193 miliar.