Bisnis.com, JAKARTA — PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) dan PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) optimistis produk unit-linked akan tumbuh pada 2023.
Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen mengatakan optimis itu tercermin dari kontribusi premi baru Prudential Indonesia dan Prudential Syariah untuk produk PAYDI yang mencapai 44 persen pada 2022.
“Dengan semua tantangan yang ada di tahun 2023 ini, kami berharap bisa terus me-maintain momentum dari pertumbuhan dari tahun sebelumnya,” kata Karin di Jakarta, Jumat (26/5/2023).
Merujuk laporan keuangan Prudential Indonesia, pendapatan premi PAYDI perusahaan naik tipis 1,59 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp3,69 triliun menjadi Rp3,75 triliun pada kuartal I/2023.
Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul Setio Kartono mengatakan produk unit-linked diyakini dapat tumbuh pada tahun ini, salah satunya karena sekitar 87 juta penduduk Indonesia yang memiliki produk asuransi jiwa.
“Karena itu, kami terus menambah inovasi pilihan produk-produk asuransi yang bisa dipilih oleh masyarakat, agar lebih banyak masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap asuransi jiwa,” kata Paul.
Baca Juga
Paul menuturkan Prudential Syariah memiliki tiga strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pertama, melalui inovasi produk.
“Kita berinovasi terhadap produk-produk sesuai dengan pilihan customer, baik dari segi range kontribusi maupun dari jenis pertanggungan,” imbuhnya.
Strategi kedua, melalui digitalisasi. Untuk strategi ini, kata Paul, Prudential Syariah mempermudah segala proses interaksi antara perusahaan asuransi dan nasabah dengan sentuhan digitalisasi.
Terakhir atau strategi ketiga adalah dengan berkolaborasi. Menurut Paul, produk asuransi akan lebih baik dipasarkan dengan pendekatan kolaborasi.
Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat perolehan premi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked menyusut hingga 20,9 persen (year-on-year/yoy) dari Rp29,07 triliun menjadi Rp22,98 triliun pada kuartal I/2023.
Meski turun, AAJI mencatat jenis produk yang dipasarkan masih didominasi oleh produk unit-linkeddengan porsi mencapai 50,4 persen sepanjang tiga bulan pertama 2023.
Jika ditilik lebih lanjut, Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan bahwa proporsi atau kontribusi unit-linked di industri asuransi jiwa terpantau menyusut dari tahun ke tahun.
Budi menuturkan bahwa kontribusi unit-linked sempat menyentuh 70 persen—80 persen, namun turun ke 50,4 persen pada kuartal I/2023.
“Betul proporsi unit-linked sedang turun. Tapi apakah artinya makin ke depan [proporsi unit-linked] makin kecil? Belum tentu. Kita tidak boleh lupa unit-linked ini menjawab kebutuhan proteksi dan kebutuhan perencanaan keuangan dari sebagian masyarakat tradisional,” ujar Budi saat konferensi pers laporan kinerja industri asuransi jiwa kuartal I/2023 di Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Budi menuturkan bahwa penurunan premi unit-linked merupakan imbas dari pemain industri asuransi jiwa yang menyesuaikan regulasi Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 5 Tahun 2022 tentang PAYDI.
“Kami menyikapinya bukan karena ada anggota AAJI yang sakit, tetapi kebetulan sedang ada konsolidasi karena memasarkan PAYDI. Jadi butuh kesiapan anggota kami untuk menerapkan dengan baik, mentraining agen, dan sebagainya,” katanya.
Pasalnya, Budi menyampaikan bahwa pemain industri asuransi jiwa yang berada di bawah AAJI menahan penjualan produk unit-linked dan melakukan adaptasi terhadap perubahan tersebut.
“Harapannya seiring dengan berjalannya waktu, adaptasi yang dilakukan industri akan memperkuat perlindungan kepada pemegang polis dan memberikan hasil yang positif bagi pertumbuhan kinerja asuransi jiwa,” tuturnya.