Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah atau Bank Sulteng mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp73,59 miliar pada kuartal I/2023, tumbuh 9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Mengacu pada laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, tren kinerja positif tersebut salah satunya didorong oleh penghijauan pada sisi top line. Hingga Maret 2023, Bank Sulteng mencatatkan pendapatan bunga menebal 25 persen secara yoy menjadi Rp253,74 miliar dari posisi pada tahun sebelumnya Rp202,62 miliar.
Meskipun bank turut mencatatkan peningkatan beban bunga menjadi Rp103,99 miliar dari Rp59,78 miliar, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank Sulteng tetap tumbuh 5 persen secara yoy menjadi Rp149,74 miliar.
Di samping itu, laba juga terdorong oleh pertumbuhan pendapatan lainnya yang meroket 39 persen secara yoy menjadi Rp20,66 miliar pada Maret 2023 dari posisi sebelumnya Rp14,88 miliar pada Maret 2022.
Lebih lanjut, pendapatan berbasis komisi (fee based income) bank juga berhasil dipacu tumbuh 44 persen secara yoy menjadi Rp6,48 miliar dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya Rp4,48 miliar.
Kemudian, BPD yang memiliki total aset Rp11,99 triliun ini juga berhasil menekan beban operasional selain bunga bersih dari Rp56,24 miliar pada Maret 2022 menjadi Rp55,42 miliar pada Maret 2023.
Baca Juga
Sementara dari sisi intermediasi, portofolio kredit Bank Sulteng hingga kuartal I/2023 meningkat tipis 2 persen secara yoy menjadi Rp6,41 triliun dari Rp6,26 triliun.
Peningkatan kredit tersebut juga diikuti oleh posisi kualitas aset yang terjaga. Hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bank secara gross berada di level 2,79 persen dan NPL net sebesar 1,77 persen.
Dari sisi pendanaan, himpunan dana pihak ketiga (DPK) bank tumbuh 5 persen secara yoy menjadi Rp8,57 triliun hingga kuartal I/2023.
Pertumbuhan DPK tersebut utamanya ditopang oleh simpanan simpanan tabungan yang tumbuh 13 persen yoy menjadi Rp1,30 triliun dan simpanan deposito tumbuh 10 persen yoy menjadi Rp3,68 triliun. Adapun, simpanan giro terpantau terkoreksi 2 persen yoy ke level Rp3,58 triliun.
Seiring dengan DPK yang terus tumbuh, posisi likuiditas bank juga terpantau masih terjaga, terlihat dari rasio loan to funding ratio (LFR) yang masih longgar di posisi 74,78 persen.