Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah menugaskan Pusat Invetasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyasar pembiayaan ultra mikro yang tidak terlayani perbankan sejak 2017.
Direktur Utama PIP Ismed Saputra mengatakan bahwa pihaknya menyasar pembiayaan yang tidak tersentuh perbankan dan perusahaan pembiayaan lainnya. Pasalnya menurutnya pembiayaan ultra mikro memiliki risiko yang tinggi.
“Kalau yang lain pasti mencari yang aman dari risiko termasuk perbankan. Kalau yang kami pinjamkan ini pasti yang punya risiko,” kata Ismed dalam Media Meet Up UMi PIP Kemenkeu, Jumat (16/6/2023).
Untuk memastikan semua lapisan masyarakat mendapatkan fasilitas pembiayaan usaha, pemerintah pun menyasar pembiayaan ultra mikro. “Kira-kira begitu pemerintah masuk ke sektor yang tidak disentuh,” imbuhnya.
Adapun pinjaman yang disalurkan PIP kepada pelaku usaha mikro paling banyak Rp20 juta. Namun mayoritas masyarakat mengajukan pinjaman Rp2,5 sampai Rp5 juta untuk usaha kecil.
Ismed pun memastikan kualitas pembiayaan atau Net Performing Loan (NPL) masih terjaga meskipun risikonya cukup tinggi. Tingkat NPL PIP mencapai 0 persen pada 2022.
Baca Juga
Untuk menjaga kualitas tersebut PIP melalukan pendampingan pelaku usaha untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas program pendampingan oleh penyalur. Upaya tersebut dilakukan dalam bentuk penyempurnaan regulasi untuk meningkatkan kualitas pendampingan, dan penyelenggaraan Training of Trainers (ToT) bagi para pendamping, yang dilengkapi pola project based learning, sehingga materi pendampingan langsung dipraktekkan kepada debitur.
Adapun PIP menargetkan 2,2 juta debitur untuk pembiayaan UMi tahun ini. Sementara itu, pembiayaan yang telah terealisasikan per 14 Juni kemarin yakni 568.574 debitur dengan Rp2,33 triliun.
“Hingga 14 Juni 2023, sudah terealisasi 568.574 debitur atau mencapai 26 persen,” kata Ismed.
Pada 2022, PIP telah menyalurkan kredit kepada 2,01 juta debitur dengan Rp8,1 triliun. Angka tersebut lebih banyak dibandingkan target pada 2021 yakni 2 juta debitur. Sementara itu secara kumulatif sejak 2017-2022, pembiayaan telah disalurkan kepada 7,4 juta debitur dengan nilai yang digulirkan sekitar Rp26,2 triliun.