Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurangi Reksa Dana, Aset Asuransi Jiwa Longsor jadi Rp586,25 Triliun per April 2023

Perusahaan asuransi jiwa terlihat meninggalkan instrumen reksa dana dalam strategi investasinya per April 2023.
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta./ Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta./ Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total aset asuransi jiwa konvensional turun menjadi Rp586,25 triliun per April 2023. Raihan aset tersebut menyusut 2,82 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2022 yang mampu mencapai Rp603,24 triliun.

Merujuk data Statistik Asuransi yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode April 2023 pada 5 Juni 2023, jumlah investasi yang menyusut 3,22 persen yoy itu menyebabkan total aset milik asuransi jiwa ikut menurun.

Jika ditelusuri, jumlah investasi di asuransi jiwa konvensional turun dari Rp532,38 triliun pada April 2022 menjadi Rp515,24 triliun pada periode yang sama 2023.

Secara terperinci, instrumen reksa dana menjadi instrumen dengan kontraksi mencapai 39,24 persen yoy. Angkanya turun dari Rp154,58 triliun menjadi Rp93,92 triliun.

Instrumen lainnya seperti Medium Term Notes (MTN) juga turun 11,54 persen yoy dari Rp7,45 triliun menjadi Rp6,59 triliun.

Meski demikian, sejumlah instrumen investasi di asuransi jiwa konvensional terpantau mengalami pertumbuhan.

Instrumen surat berharga yang diterbitkan oleh negara RI misalnya, tumbuh 25,58 persen yoy menjadi Rp145,86 triliun dari sebelumnya hanya bernilai Rp116,15 triliun.

Begitu pula dengan obligasi korporasi yang naik 13,28 persen yoy. Posisinya menanjak dari Rp30,45 triliun menjadi Rp34,5 triliun.

Menyusul, deposito berjangka menjadi Rp34,87 triliun atau naik 6,15 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya mencetak Rp32,85 triliun.

Sementara itu, jumlah bukan investasi terpantau tumbuh tipis, yakni sebesar 0,22 persen yoy. Nominalnya naik dari Rp70,86 triliun menjadi Rp71,01 triliun.

Perolehan tersebut salah satunya didongkrak oleh tagihan hasil investasi yang naik 24,50 persen yoy dari Rp3,28 triliun menjadi Rp4,09 triliun pada April 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper