Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) milik taipan Anthony Salim telah melaporkan realisasi penggunaan dana rights issue mereka yang digelar pada tahun lalu atau penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) IV.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Manajemen Bank Ina menjelaskan dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 30/POJK 04/2015, maka perseroan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum untuk periode yang berakhir 30 Juni 2022.
Hasilnya, jumlah hasil penawaran umum itu mencapai Rp800,37 miliar. Namun, terdapat biaya penawaran umum Rp5,66 miliar yang di antaranya untuk biaya jasa penjaminan (underwriting fee) hingga biaya jasa konsultasi keuangan (financial advisory fee).
"Alhasil, realisasi penggunaan dana menurut prospektus sebesar Rp794,7 miliar," tulis Manajemen Bank Ina dalam keterbukaan informasi pada Senin (3/7/2023).
Sebagaimana diketahui, emiten bank berkode BINA ini telah menggelar PMHMETD IV pada akhir tahun lalu. Berdasarkan prospektus, Bank Ina menerbitkan sebanyak-banyaknya 296.854.687 atau 296,85 juta lembar saham dengan nominal Rp100 per saham.
Jumlah saham baru yang ditawarkan dalam PMHMETD IV ini sebanyak-banyaknya sebesar 4,76 persen dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah PMHMETD.
Adapun, dana yang akan diserap Bank Ina dari hasil rights issue itu digunakan untuk memperkuat struktur permodalan. Seiring dengan itu, pada akhir tahun lalu Bank Ina memang berupaya memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun dari OJK.
Dengan aksi rights issue itu, struktur permodalan kian kuat dan memenuhi ketentuan dari OJK. Bank Ina telah mencatatkan modal inti Rp3,31 triliun pada kuartal I/2023. Kemudian, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank pada kuartal I/2023 di level 28,1 persen.
Bank Ina telah membukukan laba bersih Rp58,83 miliar pada kuartal I/2023, naik tujuh kali lipat atau 639,52 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp7,95 miliar.
Dari sisi intermediasi, BINA telah menyalurkan kredit Rp11,08 triliun pada kuartal I/2023, tumbuh 104,8 persen yoy. Aset bank pun naik 21,23 persen yoy menjadi Rp21,41 triliun dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Bank Ina juga berhasil mendapatkan dana pihak ketiga (DPK) Rp17,25 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, naik 19,95 persen yoy. Nilai DPK BINA pada awal tahun dipengaruhi oleh tumbuhnya deposito 44,81 persen yoy menjadi Rp11,44 triliun.