Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat permintaan kredit korporasi di sejumlah perbankan mengalami peningkatan. Salah satunya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang membukukan kredit korporasi naik 11,7 persen YoY mencapai Rp320,5 triliun hingga Maret 2023, dan masih menjadi kontributor utama bagi total kredit BCA.
Adapun kontributor terbesar bagi pertumbuhan kredit korporasi berasal dari sektor jasa keuangan, infrastruktur sarana angkutan, dan properti dan konstruksi.
Executive Vice President (EVP) Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Hera F. Haryn mengatakan bank optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan berkat likuiditas yang mencukupi.
BCA akan mengevaluasi peluang di berbagai sektor sambil tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan menerapkan manajemen risiko yang disiplin.
Dia menambahkan, kinerja penyaluran kredit solid pada 2022 membuat BCA dan entitas anak membukukan kenaikan total kredit sebesar 12,0 persen YoY menjadi Rp713,8 triliun per Maret 2023.
“Kami berharap total kredit BCA tumbuh di kisaran 10 persen hingga 12 persen YoY pada 2023,” jelasnya, dikutip Rabu (19/7/2023).
Baca Juga
Berdasarkan Survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan Perbankan yang dirilis oleh BI, kenaikan pembiayaan korporasi ini tecermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 17,8 persen pada Juni 2023, lebih tinggi dari SBT 12,5 persen pada Mei 2023.
Pada Juni 2023, SBT di sektor konstruksi mencapai 4,3 persen, naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya 1,8 persen. Sementara, SBT sektor pertambangan mencapai 1,2 persen, naik dibandingkan bulan sebelumnya 0 persen.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin pun menyetujui soal sektor pertambangan hingga konstruksi menjadi salah satu pendorong kenaikan kebutuhan pembiayaan korporasi tersebut.
“Kalau dulu melambat karena pandemi. Akan tetapi, saat ini kita melihat pertumbuhan sektor riil sangat masif, apalagi di tahun sekarang ya,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (18/7).
Menurut Amin, bank seringkali tertarik untuk memberikan kredit korporasi karena nilai pinjaman yang besar, yang dapat menghasilkan margin atau keuntungan yang signifikan.
Pasalnya, jumlah yang diminta biasanya dalam miliaran, atau bahkan triliunan, lantaran perusahaan besar sering membutuhkan dana tambahan untuk membiayai proyek ekspansi. Di mana, bank bakal mendapatkan imbal hasil berupa pendapatan bunga yang besar dari kredit korporasi ini.