Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA Naikkan Penempatan di Surat Berharga Negara 25,7 Persen, Pengamat: Minim Risiko

BCA mencatat meningkatkan penempatan dana dalam bentuk surat berharga mencapai Rp279,6 triliun per Mei 2023, atau naik 25,7 persen YoY. 
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) di Jakarta, Kamis (5/1/2023). /Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) di Jakarta, Kamis (5/1/2023). /Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Cental Asia Tbk. (BBCA) mencatat dana yang ditempatkan dalam bentuk surat berharga negara (SBN) mencapai Rp279,6 triliun per Mei 2023, atau naik 25,7 persen YoY. 

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengatakan perseroan mencermati bahwa penempatan dana pada instrumen surat berharga dibutuhkan sebagai strategi pengelolaan likuiditas serta untuk mendukung perekonomian nasional di tengah tantangan terkini. 

 "Hal ini untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat," katanya kepada Bisnis, Rabu (19/7/2023).

Sebagai informasi, SBN merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah pusat menjadi salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional. Dia menyebutkan, sebagai bank, BCA tetap menjalankan fungsi utama sebagai sarana intermediasi ekonomi dalam artian penyaluran kredit.

Hera menyebutkan total kredit BCA secara bank only telah mencapai Rp713,2 triliun, atau naik 11,1 persen YoY. Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen kredit, sejalan dengan pemulihan yang semakin luas di berbagai segmen bisnis.

"BCA berharap pertumbuhan kredit akan tumbuh di kisaran 10 persen - 12 persen pada tahun ini. Ditopang oleh likuiditas yang memadai, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan," katanya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, total kepemilikan SBN oleh perbankan mencapai Rp 1.591,12 triliun atau 34,01 persen dari total SBN. 

Angka ini bertambah Rp173,52 triliun ketimbang awal 2022 yang mencapai Rp 1.417,6 triliun.

Sementara itu, Executive Director Segara Research Institute Piter Abdullah menilai surat utang negara menjadi pengerek pertumbuhan penempatan surat berharga yang dilakukan oleh industri perbankan.

Surat utang negara menawarkan tingkat imbal hasil atau bunga yang cukup tinggi, terutama bagi bank-bank dengan biaya dana yang rendah.

"Surat utang negara memiliki risiko yang sangat rendah bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada risiko sama sekali. Oleh karena itu, bank-bank dengan biaya dana rendah cenderung memilih untuk menempatkan dananya dalam surat utang pemerintah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper