Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Margin Bunga Bank RI Tinggi, OJK Siapkan Langkah Pengendalian

OJK sedang menyiapkan kebijakan terkait margin bunga bersih atau NIM perbankan Indonesia yang saat ini tertinggi di Asean.
Ilustrasi suku bunga deposito pada Januari 2016./JIBI-Abdullah Azzam
Ilustrasi suku bunga deposito pada Januari 2016./JIBI-Abdullah Azzam

Layaknya Dua Sisi Mata Pisau

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menyebut NIM yang tinggi layaknya pisau bermata dua. 

“Kalau dari pro ini tentu saja menunjukkan kinerja bank Tanah Air dan industrinya sehat. Lalu, pertumbuhan NIM perbankan di Indonesia menjadi salah satu daya tarik bagi investor, terutama investor asing,” ujarnya pada Bisnis, Minggu (6/8/2023). 

Menurutnya, ini menunjukkan seberapa berat kondisi ekonomi yang ada di Indonesia atau bahkan kondisi global ekonomi yang memberikan dampak ke Indonesia, setidaknya bank di Indonesia masih stabil. 

“Kalau kita soroti, misalnya kebijakan The Fed, itu karena terjadi inflasi besar-besaran Eropa. Setidaknya bank di Indonesia masih oke. Apalagi, tahun depan ada pilpres, mau tidak mau memberikan positif atau negatif pada kondisi ekonomi Indonesia,” paparnya. 

Namun, dia menyebut perbankan mau tak mau bakal dihadapkan pada masalah likuiditas. 

“Saat ini memang dari sisi kualitas aktiva yang masih terbantu karena adanya restrukturisasi. Akan tetapi, pelan tapi pasti bank harus mulai memikirkan soal depricing ini," ujarnya.

Amin menuturkan, mengingat current account savings account (CASA) menjadi pendorong utama dalam mengurangi biaya pendanaan dan menjaga NIM yang sehat.

Namun, meskipun CASA memberikan keuntungan dalam mengelola NIM, menghimpun dana murah bukanlah tugas yang mudah. 

Apalagi, dia menyebut regulator pun kian menetapkan berbagai macam kebijakan, di mana bank harus memenuhi kondisi modal inti tertentu, kemudian dihadapkan persaingan yang tidak mudah. 

Pasalnya, bank harus berkompetisi dengan berbagai produk dan layanan keuangan lain, mulai dari model bisnis bank syariah, bank digital hingga fintech.

Bahkan, dia menyebut kini BPR menjadi pesaing yang patut diperhitungkan, di mana mengacu pada UU P2SK kini BPR bisa menyelengggarakan aktivitas bisnis dari bank umum. Bahkan, dengan suku bunga yang lebih royal dibanding bank umum akan menarik nasabah ke rekening giro dan tabungan mereka

 “Jadi, menurut saya NIM enggak perlu ditekan, kecuali bank menghadapi tanda likuiditas yang parah. Saat ini, saya pikir semua masih aman, untuk [bank] bergerak lebih lincah, ekspansi kredit,” tutupnya. 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper