Bisnis.com, JAKART— PT Lippo General Insurance Tbk mengumumkan pengunduran diri Komisaris Independen Frans Lamury, Senin (14/8/2023). Perusahaan berkode saham LPGI ini menyebut bahwa Frans Lamury mengundurkan diri dengan hormat.
Kabar tersebut diketahui dari surat pemberitahuan perusahaan kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi.
“Dengan ini kami sampaikan bahwa pada 11 Agustus 2023, Perseroan telah menerima surat permohonan pengunduran diri Bapak Frans Lamury selaku Komisaris Independen Perseroan,” tulis manajemen LPGI dikutip dari keterbukaan informasi, Senin (14/8/2023).
Mengutip laman resmi LPGI, Frans Lamury menjabat sebagai Komisaris Independen sejak Agustus 2015. Dia diketahui sudah lama bekecimpung di dunia perasuransian.
Frans Lamury mengawali kariernya sebagai staf underwriting di PT Asuransi Gajah Mada pada 1962-1964. Dia juga sempat menjabat sebagai manager underwriting di Asuransi Royal Indrapura pada 1976-1980 hingga diangkat sebagai presiden direktur pada 1984-1993.
Kariernya di LPGI, diawali sebagai wakil presiden direktur pada 2000-2004. Dia diketahui menjabat di beberapa posisi lainnya yakni sebagai advisor teknik sejak 2005 dan anggota komite audit sejak 2013. Dia juga menjabat sebagai ketua BMAI sejak 2007 dan komisaris utama PT Jaya Proteksi Sakti Pialang Asuransi sejak 2012.
Baca Juga
Per Juni 2023, LPGI mencatatkan pendapatan underwriting Rp1,6 triliun. Angka tersebut meningkat 96,5 persen apabila dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp840 miliar.
Kendati demikian, beban underwriting mencapai Rp1,5 triliun atau naik 140 persen dibandingkan Rp638 miliar pada Juni 2022. Alhasil, hasil underwriting turun 35,4 persen menjadi Rp113 miliar dari Rp175 miliar pada Juni 2022.
Laba setelah pajak mencapai Rp25,4 miliar atau turun 78 persen dari Rp93 miliar pada Juni 2022. Jumlah aset perusahaan mencapai Rp3 triliun pada Juni 2023, atau naik 3,4 persen dibandingkan Rp2,9 triliun pada 2022.
Jumlah liabilitas yang ditanggung mencapai Rp2,1 triliun atau sedikit meningkat yakni 1,4 persen dibandingkan Rp2,07 triliun pada Juni 2022.
Jumlah ekuitas mencapai Rp842 miliar atau menurun 2,2 persen dibandingkan Rp861 pada Juni 2022. Tingkat kesehatan keuangan perusahaan berdasarkan Risk Based Capital (RBC) mencapai 251 persen. Angka tersebut berada di atas rata-rata yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).