Bank Digital Bisa Terus Eksis
Pada kesempatan terpisah, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengungkapkan bank digital yang bakal berfokus pada segmen UMKM ini bisa dapat terus eksis, lantaran memiliki jejaring dan modal yang kuat.
“Saat ditanya kenapa Superbank mengalami kerugian, ya terus terang aja suatu model bisnis baru butuh modal yang kuat untuk dibakar-bakar, menahan laju promosi untuk memperkenalkan produk,” katanya.
Amin menilai tak masalah jika menggunungnya beban promosi bank digital merupakan cara yang efektif untuk menarik nasabah, namun perlu dipertimbangkan apabila berbicara mengenai faktor efisiensi.
“Tapi apakah itu efisien? Ini perlu dipertanyakan kalau kemudian biaya promosi itu tidak mengganggu secara biaya keseluruhan, meningkatkan porsi dan kemudian disimulasikan bahwa pendapatan dari apa yang dihasilkan dari biaya promosi itu masih sebanding, maka bisa dikatakan efisien,” jelasnya pada Bisnis.
Beberapa waktu lalu pun Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira mengatakan berkolaborasi di ekosistem bank digital, seperti menggandeng e-commerce dan platform dompet digital bisa menjadi alternatif lain agar tidak terjadi penumpukan beban promosi,
“Dengan itu terbentuk loyalitas secara natural, secara alamiah, sehingga branding dan juga loyalitas konsumennya akan berulang,” sebutnya.
Sebagai informasi, sejak 20 Februari 2023, PT Bank Fama International (Bank Fama) mengumumkan perubahan nama menjadi PT Super Bank Indonesia (Superbank) dan secara resmi bertransformasi menjadi bank dengan layanan berbasis digital.
Melansir dari situs resminya, pada 2021 kepemilikan Bank Fama beralih kepada Grup Emtek yang diwakili oleh PT Elang Media Visitama dan PT Nusantara Berkat Agung.
Dilanjutkan dengan bergabungnya Grab melalui A5-DB Holdings Pte Ltd dan Singtel melalui Singtel Alpha Investment Pte Ltd sebagai pemilik saham untuk mendukung transformasi Bank Fama menjadi bank dengan layanan berbasis digital.
Berdasarkan struktur pemegang sahamnya, Emtek melalui PT Media Visitama memiliki porsi saham di Superbank sebesar 62,76 persen. Sementara itu, A5-DB-Holdings dan Singtel memegang 16,26 persen saham.
Emtek sendiri memiliki ekosistem yang luas melalui jaringan media hingga e-commerce, Grab dengan ekosistem ride-hailing, sementara Singtel memiliki jam terbang tinggi di industri telekomunikasi.
Direktur Utama Superbank Tigor M. Siahaan menyebut pihaknya optimistis dengan memanfaatkan berbagai aset data, teknologi, dan jaringan yang kuat dari ekosistem itu.
“Kami percaya kami memiliki pondasi yang kokoh untuk menawarkan sesuatu yang berbeda di pasar," tutup Tigor.