Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat atau BPD Kalbar menyabet penghargaan The Most Efficent Bank untuk untuk kategori Bank Pembangunan Daerah (BPD) dengan aset di antara Rp15 triliun hingga Rp30 triliun dalam gelaran Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2023.
BIFA yang membawa tema Digitalisasi Finansial: Inklusif dan Berkelanjutan ini merupakan metamorfosis dari acara tahunan Bisnis Banking Award (BIBA) yang sebelumnya hanya memberikan penghargaan kepada bank paling efisien dan memiliki kinerja terbaik, serta Bisnis Indonesia Insurance Award (BIIA) untuk asuransi.
Dewan Juri Bisnis Indonesia Financial Award 2023 Raden Pardede mengatakan ajang BIFA 2023 kali ini mengarah ke digitalisasi dan inklusi keuangan. Sebab, ke depan sektor keuangan sangat dipengaruhi oleh digital.
Dia mengungkapkan dalam proses penilaian, para dewan juri telah membuat perhitungan, baik dari sisi kinerja hingga efisiensi dari kategori perbankan, perusahaan asuransi, dan perusahaan pembiayaan (multifinance).
“Tapi penjurian ini tidak semata-mata hanya melihat dari sisi formula, melainkan dari kemajuan digitalisasi dan tata kelola perusahaan [good corporate governance/GCG],” katanya.
Adapun, BPD Kalbar sendiri menutup semester I/2023 dengan membukukan laba bersih senilai Rp248,06 miliar, naik 6,14 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp233,72 miliar.
Baca Juga
Mengacu pada laporan publikasi yang dikutip Bisnis, Kamis (24/8/2023), laba bank ditopang oleh pendapatan lainnya yang tumbuh 76,12 persen menjadi Rp19,95 miliar pada semester I/2023 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,33 miliar.
Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) bank pun susut 144,51 persen yoy menjadi Rp11,17 miliar pada enam bulan pertama 2023 dari Rp25,10 miliar pada Juni 2022.
Namun, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BPD Kalbar turun tipis 2,89 persen year-on-year(yoy) menjadi Rp666,97 miliar per Juni 2023, dibandingkan Rp686,78 miliar pada Juni 2022.
Dari sini, laba operasional BPD Kalbar pada semester I/2023 tercatat Rp311,96 miliar. Setelah dipotong taksiran pajak tahun berjalan sebesar Rp62,15 miliar, dengan demikian BPD Kalbar membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp248,06 miliar.
Dari sisi rasio keuangan, CAR BPD Kalbar terpantau menguat dari 28.19 persen pada 30 Juni 2022 menjadi 39.40 persen pada akhir semester I/2023. Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) juga mengalami perbaikan. NPL gross tercatat 2,01 persen dari 2,05 persen, sedangkan NPL net mengalami kenaikan tipis ke level 0,63 persen per semester I tahun ini.
Adapun, rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat sebesar 6,29 persen, turun tipis dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 7,04 persen.
Terakhir, dari segi intermediasi, BPD Kalbar diketahui telah menyalurkan pinjaman mencapai Rp13,06 triliun pada semester I/2023 dan pembiayaan syariah senilai Rp1,21 triliun. Meski begitu, BPD Kalbar mencatatkan penurunan aset yang tipis, yakni 0,63 persen secara yoy yakni Rp21,44 triliun dari yang sebelumnya Rp21,58 triliun.
Pada sisi pendanaan, BPD Kalbar telah meraup total simpanan nasabah Rp16,41 triliun, turun 3,50 persen yoy, disebabkan oleh simpanan dana murah atau current accounts savings accounts (CASA) yang turun 15,14 persen yoy menjadi Rp10,60 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp12,49 triliun.