Bisnis.com, UNGARAN — Musim kemarau menjadi berkah tersendiri bagi para peternak lebah. Pasalnya beberapa jenis bunga bermekaran saat musim kemarau dan meningkatkan produksi madu.
Joko Sadono, peternak lebah binaan PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) asal Pingit, Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah misalnya. Dia mampu meraup omzet hingga Rp70-150 juta sekali panen atau sekitar dua bulan beternak saat musim kemarau.
“Rata-rata satu musim bunga [dua bulan] bisa sampai 1 ton [madu], nominalnya Rp70 juta. Pernah juga waktu [musim bunga] Kaliandra sampai dapat 2 ton sekitar Rp150 juta, itu waktu 2019,” kata Joko saat ditemui di Desa Ngajaran, Tuntang, Semarang, Jawa Tengah Selasa (29/8/2023).
Meski demikian pembatasan saat pandemi menjadi tantangan. Sebagai peternak lebah dengan sistem angon, Joko berpindah -pindah tempat untuk mencari sumber bunga yang melimpah seperti di Temanggung, Jepara, Ungaran, Subang, hingga Banyuwangi.
“Pas Covid-19 enggak bisa angon [beternak], karena enggak bisa ditunggu jadi hadilnya kurang maksimal padahal permintaan banyak. Paling parah itu 2021-2022, satu musim itu untuk perawatan jadi minus,” kenangnya.
Kendati demikian, Joko bersyukur setelah meredanya Covid-19 dirinya sudah lebih leluasa untuk beternak. Tidak hanya itu, kemarau panjang pun diprediksi terjadi pada tahun ini. “Kalau sekarang leluasa, ada kemaraunya juga baik,” katanya.
Joko memulai bisnis beternak lebah turun temuran dari sang ayah. Ayahnya mulai beternak lebah pada 2000, dia mengikuti sang ayah bekerja setelah lulus sekolah pada 2006.
Dia kemudian mengikuti jejak sang ayah untuk beternak lebah pada 2014. Dia menyebut bahwa di daerah asalnya tak jarang yang memilih beternak lebah menjadi sumber mata pencaharian utama. “Dulunya jadi pekerja lalu punya sendiri beli lima kotak dikembangkan bisa 10 kotak, terus berkembang,” katanya.
UMKM Binaan Jamkrindo
Joko merupakan salah satu Usaha mikro kecil menengah (UMKM) binaan Jamkrindo. Dia mengatakan bahwa pinjaman Jamkrindo sudah membantunya sejak pandemi Covid-19 pada 2020 silam.
Menurutnya pinjaman dari Jamkrindo memudahkan para peternak lebah karena bisa membayar secara musiman. Tak seperti bank yang harus mengangsur pinjaman serta bunga setiap bulan.
“Saya pinjam Rp50 juta, bayarnya itu per tahun Rp25 juta, bunganya diangsur per bulan. Tahun pertama bunganya itu Rp125.000 per bulan, satu tahun berikutnya Rp62.500,” kata Joko.
Data Jamkrindo mencatat outstanding mitra binaan dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau TJSL Pendanaan UMK mencapai 841 UMKM saat ini.
Sementara itu, penyaluran pendanaan usaha mikro kecil (PUMK) PT Jamkrindo sudah mencapai Rp4,78 miliar pada 2022. Angka tersebut meningkat 25,4 persen dibandingkan Rp3,81 miliar pada 2021.