Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Syariah Olah Strategi, Ikut Bersaing Tarik Dana Murah Masyarakat

Tak hanya bank konvensional, bank syariah juga menggenjot dana murah untuk menjaga biaya dana.
Karyawan melayani nasabah yang melakukan transaksi di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan melayani nasabah yang melakukan transaksi di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank syariah fokus mengejar dana murah atau current account saving account (CASA) untuk menekan biaya dana atau cost of fund usai Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen selama delapan bulan berturut-turut sejak awal 2023.

Direktur Utama PT Bank Muamalat Tbk. Indra Falatehan yang menyebut pihaknya akan terus mempertahankan suku bunga kepada nasabah pada tingkat yang moderat.

“Kita enggak jor-joran menaikkan pricing funding, karena FDR kita masih oke,” ujarnya dalam agenda Media Visit di Bisnis Indonesia, Rabu (6/8/2023).

Tercatat, rasio pembiayaan terhadap simpanan (financing to deposit ratio/FDR) Bank Muamalat berada di level 42,78 persen pada akhir Juni 2023. Angka ini naik 108 basis poin (bps) dari yang sebelumnya 41,70 persen pada Juni 2022.

Lebih lanjut, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Muamalat Suhendar mengatakan dua strateginya, yakni berkolaborasi dengan berbagai mitra dan mengoptimalkan channel layanan digital, yaitu Muamalat DIN alias M-DIN.

“Ada dua cara kita memacu CASA. Pertama, lewat aplikasi mobile banking M-DIN dengan memperbanyak pengguna sebagai user aktif. Sejauh ini, nasabah aktif di M-DIN ada 400.000 dari total 2 juta nasabah Bank Muamalat, saldo yang terakumulasi pun Rp8 triliun. Kedua, memanfaatkan kontribusi segmen wholesale melalui Madina,” katanya pada Bisnis.

Dia menambahkan Madina berkontribusi signifikan terhadap meningkatnya CASA Bank Muamalat. Hal ini lantaran dari total CASA Bank Muamalat yang berkisar 20 triliun, sebanyak Rp6 triliun berasal dari segmen wholesale.

Dana ini diperoleh dari sistem manajemen kas (cash management system atau CMS) yang digunakan oleh sekolah, ekosistem rumah sakit, hingga pengguna muslim.

Sebagai informasi, Bank Muamalat meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp47,6 triliun, tumbuh sebesar 5,2 persen yoy pada semester I/2023. Bank juga mencatatkan komposisi dana murah mencapai Rp20,7 triliun.

Hal serupa juga dilakukan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) yang terus mendorong pertumbuhan dana murah dengan memperkuat penetrasi produk Tabungan Wadiah. 

Hingga Mei 2023, rasio dana murah BSI berada pada posisi 61,32 persen, yang komposisinya didominasi oleh tabungan dengan total nasabah mencapai 18,4 juta orang.

Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan produk tabungan syariah merupakan salah satu strategi BSI dalam mendorong inklusi keuangan syariah di Tanah Air yang bisa menjangkau seluruh elemen masyarakat.  

“Produk tabungan, khususnya Wadiah menjadi salah satu produk unggulan dan yang paling diminati masyarakat karena tabungan ini bebas biaya administrasi,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (29/8/2023).

Dirinya menuturkan, untuk terus menumbuhkan dana murah, BSI juga membangun kerja sama dengan berbagai pihak yang berada di ekosistem keuangan berbasis syariah, seperti memanfaatkan penggunaan produk tabungan dalam ekosistem pendidikan, dengan berperan sebagai pengelola cash management, uang kuliah tunggal [UKT] hingga pembayaran biaya pendidikan lainnya.

Terakhir, PT Bank BCA Syariah, sebagai anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memasang target porsi dana murah sebesar 40 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) hingga akhir 2023.

Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan dengan cara melakukan moderenisasi infrastruktur digital, yaitu dengan meluncurkan fitur baru pembukaan rekening online melalui BCA Syariah Mobile, maka hal ini bisa menjadi alat untuk memacu pertumbuhan CASA.

Berdasarkan analyst meeting BCA yang dikutip Bisnis, sepanjang paruh pertama 2023 rasio CASA BCA Syariah sebesar 38,1 persen atau senilai Rp3,82 triliun pada Juni 2023, naik 25,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp3,05 triliun.

Saat ini simpanan deposito masih mendominasi himpunan DPK BCA Syariah, yaitu senilai Rp6,21 triliun atau sebesar 61,9 persen dari total DPK per Juni 2023. Bahkan, Yuli menegaskan enggan membatasi penggunaan dana yang mahal, lantaran perusahaan dinilai masih mampu menjaga cost of fund (CoF).

“Di tengah penyempurnaan pengembangan layanan digital dan tools-tools dalam menghimpun CASA masih terus kita kejar, maka kami tidak bisa pungkiri bahwa pertumbuhan DPK masih akan terus disokong deposito,” sebutnya beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper