Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Kesalahan Investasi Emas oleh Pemula

Investasi emas memang tergolong aman, tetapi bukan berarti bebas risiko.
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers

Bisnis.com, JAKARTA - Di balik kemudahan berinvestasi emas, terdapat sejumlah kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula saat mulai berinvestasi emas.

Dilansir dari investopedia.com pada pada Jumat (25/4/2025), kesalahan-kesalahan ini dapat merugikan secara finansial dan menghambat potensi keuntungan jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi calon investor untuk memahami seluk-beluk investasi emas agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

Simak lima kesalahan umum yang dilakukan pemula dalam berinvestasi emas:

1. Tidak Memahami Tujuan Investasi

Kesalahan pertama yang paling mendasar adalah tidak memiliki tujuan investasi yang jelas. Banyak pemula membeli emas hanya karena ikut-ikutan tren atau karena mendengar cerita keuntungan dari orang lain. Padahal, setiap instrumen investasi memiliki karakteristik dan tujuan berbeda.

Emas lebih cocok sebagai investasi jangka panjang, bukan untuk spekulasi jangka pendek. Oleh karena itu, sebelum membeli emas, tetapkan tujuan keuangan Anda dan apakah untuk dana pensiun, biaya pendidikan anak, atau proteksi nilai aset. Dengan tujuan yang jelas, Anda akan lebih disiplin dan tidak mudah panik saat harga emas mengalami fluktuasi.

2. Membeli Emas dalam Bentuk Perhiasan

Dilansir dari tradingview.com, banyak pemula mengira bahwa membeli perhiasan emas merupakan bentuk investasi yang baik. Padahal, emas dalam bentuk perhiasan memiliki nilai jual kembali yang lebih rendah dibandingkan emas batangan atau logam mulia. Hal ini disebabkan oleh adanya biaya pembuatan (ongkos) dan depresiasi karena penggunaan.

Sebagai contoh, ketika Anda membeli cincin emas seharga Rp5 juta, harga jual kembali bisa jauh lebih rendah karena dipotong ongkos pembuatan dan kondisi fisik barang.

Oleh karena itu, untuk investasi, pilihlah emas batangan dari produsen terpercaya seperti Antam atau UBS, yang memiliki kadar kemurnian tinggi (biasanya 99,99%) dan disertai sertifikat resmi.

3. Tidak Memperhitungkan Waktu Pembelian

Waktu pembelian sangat memengaruhi keuntungan investasi emas. Salah satu kesalahan umum adalah membeli emas saat harganya sedang tinggi karena terpengaruh euforia pasar. Investor pemula cenderung terburu-buru membeli karena takut ketinggalan momen (fear of missing out/FOMO), tanpa mempertimbangkan analisis pasar.

Sebaiknya, pelajari terlebih dahulu tren harga emas dalam beberapa bulan terakhir, perhatikan kondisi ekonomi global, inflasi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Dengan pemahaman tersebut, Anda dapat menentukan waktu pembelian yang lebih tepat dan menghindari kerugian jangka pendek.

4. Mengabaikan Biaya Tambahan dan Keamanan Penyimpanan

Kesalahan lainnya adalah tidak menghitung biaya tambahan yang muncul selama menyimpan emas, seperti biaya penyimpanan di brankas pribadi atau safe deposit box (SDB) di bank. Emas dalam bentuk fisik harus disimpan dengan aman agar terhindar dari pencurian atau kerusakan.

Selain itu, investor pemula juga sering lupa bahwa emas digital atau emas yang dibeli secara daring melalui aplikasi memiliki biaya administrasi tertentu. Periksa dan bandingkan terlebih dahulu biaya penyimpanan, biaya transaksi, dan reputasi penyedia layanan agar investasi Anda tidak terkikis oleh biaya-biaya tersembunyi.

5. Kurang Konsisten dan Mudah Panik

Investasi emas membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Banyak pemula gagal mendapatkan hasil optimal karena terlalu cepat menjual emas saat harga turun, atau berhenti berinvestasi ketika merasa hasilnya tidak signifikan dalam jangka pendek.

Padahal, seperti halnya investasi lainnya, emas memerlukan waktu untuk memberikan hasil yang maksimal. Strategi terbaik adalah membeli secara bertahap (dolar cost averaging) agar dapat menekan risiko harga tinggi dan membangun portofolio secara perlahan.

Konsistensi dalam membeli, serta kemampuan untuk menahan diri saat pasar tidak stabil, menjadi kunci keberhasilan investasi emas.

Investasi emas memang tergolong aman, tetapi bukan berarti bebas risiko. Pemahaman yang dangkal dan keputusan yang terburu-buru justru dapat menyebabkan kerugian. Lima kesalahan yang telah dijelaskan di atas adalah pelajaran penting bagi siapa pun yang ingin mulai berinvestasi emas secara bijak.

Dengan tujuan yang jelas, pilihan produk yang tepat, pemahaman terhadap waktu pembelian, serta kesiapan menyimpan dan berinvestasi secara konsisten, emas bisa menjadi aset yang sangat berharga dalam membangun masa depan keuangan yang lebih stabil. (Mianda Florentina)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper