Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Pembiayaan Diminta Waspada, Intip Strategi WOM Finance (WOMF)

Perusahaan pembiayaan WOM Finance menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga pertumbuhan bisnis di tengah peringatan OJK akan risiko bisnis.
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang WOM Finance di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang WOM Finance di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) alias WOM Finance menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga sustainabilitas di tengah peringatan risiko dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Meskipun ada prediksi perlambatan, WOM Finanfe menilai hal tersebut tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap bisnis perusahaan. 

Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa mencatat perusahaan berhasil membukukan piutang pembiayaan sebesar Rp5,9 triliun atau meningkat sebesar 1,7 persen dibandingkan pada Juni 2023. Selain itu, perusahaan juga belum melihat adanya perubahan profil resiko pada nasabah perusahaan. 

“Namun perusahaan tentunya terus berusaha menjaga kualitas portofolio yang sehat dan terus bertumbuh,” kata Cincin kepada Bisnis, baru-baru ini (4/8/2023). 

Cincin menambahkan perusahaan juga telah mempersiapkan berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan. Beberapa di antaranya dengan melakukan pengembangan potensi bisnis di wilayah pembiayaan maupun kanal distribusi, optimalisasi database atas existing customer perusahaan, serta melakukan pengembangan SDM yang berkelanjutan di berbagai level guna meningkatkan produktivitas. 

Dengan berbagai strategi tersebut perusahaan pun optimistis mampu untuk mencapai target akhir tahun. “Hingga akhir tahun 2023, perusahaan memproyeksikan piutang pembiayaan dapat mencapai Rp 6 triliun,” kata Cincin. 

Per Juni 2023, perusahaan berhasil membukukan piutang pembiayaan sebesar Rp5,8 triliun, atau meningkat 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa pertumbuhan piutang pembiayaan industri multifinance pada semester II, diperkirakan tidak setinggi semester I 2023. Menurutnya dengan berakhirnya status pandemi Covid-19, perusahaan Pembiayaan harus waspada terhadap perubahan profil risiko nasabah yang pada saat pandemi layak dibiayai karena sebagian persentase pendapatan dapat ditabung, misalnya biaya transportasi bagi pekerja/profesional. 

“Situasi ini langsung atau tidak langsung mempengaruhi delinquency rate nasabah yang memiliki fixed income tersebut,” kata Ogi. 

Dia memanjatkan bahwa NPF bisa jadi bergerak sedikit naik tapi masih disimpulkan bahwa risiko pembiayaan masih cukup terkendali. Berdasarkan data Laporan Bulanan Perusahaan Pembiayaan, piutang pembiayaan tumbuh menjadi Rp441,23 triliun dari Rp379,11 triliun per Mei 2022 atau tumbuh sebesar 16,38 persen yoy atau tumbuh sebesar 6,10 persen ytd

Dengan mempertimbangkan realisasi pembiayaan sampai dengan Mei tersebut, OJK menilai target pertumbuhan piutang pembiayaan sebesar 15 persen untuk tahun 2023 masih cukup realistis.

“Pertumbuhan piutang pembiayaan ini dikontribusi oleh penyaluran pembiayaan di sektor produktif baik pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja,” kata Ogi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper