Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Proyeksi The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga pada Kuartal IV/2023

The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakan suku bunga pada 20 September 2023 dan diproyeksi akan menahan Fed Fund Rate (FFR).
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat./ Bloomberg
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat./ Bloomberg

Bisnis.com, LABUAN BAJO – Bank Indonesia (BI) memperkirakan the Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS), baru akan menaikkan suku bunga pada kuartal IV/2023.

Untuk diketahui, the Fed akan mengumumkan keputusan kebijakan suku bunga (Fed Fund Rate/FFR) pada 20 September 2023.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Erwindo Kolopaking mengatakan, pada FOMC September ini, the Fed kemungkinan akan menahan FFR pada tingkat 5,25-5,50 persen.

“The Fed masih diperkirakan akan menaikkan suku bunga dari yang mulanya di kuartal III, tapi sepertinya diundur ke kuartal IV,” katanya di Hotel Ayana, Labuan Bajo, Sabtu (9/9/2023).

Erwindo mengatakan, keputusan the Fed ke depan masih akan memberikan tekanan pada pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pekan lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa suku bunga the Fed masin berpotensi meningkat hingga 6 persen.

“Fed Fund Rate kemungkinan tahun ini naik kembali menjadi 5,75 persen, bahkan ada probabilitas menjadi 6 persen,” katanya

Menurut Perry, suku bunga the Fed akan bertahan pada level 6 persen hingga 2024. Kondisi tersebut kerap disebut dengan istilah higher for longer

“Untuk sepanjang 2024 nanti belum akan turun secara cepat, bahkan kemungkinan baru akan turun sedikit di semester II tahun depan,” jelasnya.

Perry mengatakan tingginya tingkat suku bunga the Fed tersebut akan berpengaruh pada tingkat imbal hasil SBN di Amerika Serikat (AS), juga SBN di dalam negeri

Selain itu, kondisi ini juga mempengaruhi penguatan dolar AS, yang kemudian akan memberikan tekanan pada mata uang seluruh negara berkembang, termasuk rupiah.

Meski demikian, Perry mengatakan bahwa BI akan terus melakukan langkah stabilisasi rupiah untuk memitigasi dampak dari rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper