Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) tengah berancang-ancang ekspansi ke Arab Saudi, setelah sebelumnya membuka kantor cabang di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan saat ini BSI sedang mengembangkan kantor cabang penuh (full branch) di Dubai. Ke depannya, perseroan berupaya ekspansi ke negara lain.
"Mungkin berikutnya bisa ke Arab Saudi, dikaji kemungkinan seperti apa. Kalau ada perkembangan kami sampaikan," kata Hery dalam paparan kinerja pada Selasa (19/9/2023).
Menurutnya, BSI menyasar pasar di Timur Tengah untuk bisa menangkap peluang pengembangan ekonomi syariah. Dia berharap BSI dapat berkembang meng-cater midle east.
Di Arab Saudi, BSI juga mengharapkan agar layanan perbankannya bisa menjangkau pasar haji untuk jemaah Indonesia.
"Urusan haji di Arab Saudi kan membutuhkan akses bank di sana. Sekarang kami tidak mudah touch market Saudi," ujar Hery di acara terpisah pada Juni lalu (22/6/2023) di Jakarta.
Baca Juga
Dia berharap hadirnya layanan perbankan dari BSI di Arab Saudi juga seiring dengan rencana masuknya investor strategis baru yang menggantikan kepemilikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) di BSI.
Hery berharap investor strategis baru bisa memberi nilai lebih terhadap bisnis bank. Menurutnya, apabila investor strategis itu berasal dari Arab Saudi, maka perseroan mampu memberikan akses ke pasar keuangan yang lebih luas di Arab Saudi.
"Maka ini jadi peran pemegang saham cari strategic partner yang tepat," tutur Hery.
Menteri BUMN Erick Tohir juga dikabarkan telah mencari investor strategis dari Arab Saudi untuk menggantikan posisi BRI dan BNI di BSI.
Sementara itu, di Dubai, ada beberapa bisnis yang BSI garap di antaranya terkait finansial, ekspor dan impor, sindikasi, desk capital market, hingga agen untuk sukuk. Bisnis lainnya terkait ritel dari diaspora hingga remitensi.
Kantor cabang di Dubai juga ditargetkan menjadi jembatan untuk menghubungkan Indonesia dengan pusat ekonomi syariah dunia.
"Kalau dilihat potensinya transaksi ekspor impor perdagangan dengan UEA volumenya kira-kira US$4 miliar hingga US$5 miliar. Sementara, sampai saat ini belum ada satupun perbankan nasional yang beroperasi di sana. Jadi potensinya ini cukup besar khususnya pasar syariah," kata Direktur Treasury & International Banking BSI Moh Adib beberapa waktu lalu.