Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) mencatatkan penyaluran pembiayaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) Rp86,73 miliar per Juni 2023. BSI menggenjot pembiayaan kendaraan listrik tahun ini seiring dengan dukungan insentif dari regulator.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan nilai penyaluran pembiayaan kendaraan listrik di BSI itu tumbuh melesat 4.377 persen secara tahunan (year on year/yoy). Dia pun optimistis penyaluran pembiayaan kendaraan listrik akan terus berkembang, apalagi ada dukungan insentif dari regulator.
"Fokus perseroan hingga akhir tahun mendatang pembiayaan listrik akan bergerak positif seiring dengan stimulasi pemerintah dalam mendorong percepatan kepemilikan kendaraan listrik," ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (4/10/2023).
Sebagaimana diketahui, regulator memang telah memberikan dukungan bagi perbankan untuk menyalurkan pembiayaan hijau, termasuk kendaraan kendaraan listrik. Bank Indonesia (BI) misalnya memberikan insentif bagi bank yang menyalurkan pembiayaan ke 42 sektor prioritas termasuk sektor hijau.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah menerbitkan insentif di sejumlah sektor keuangan, salah satunya bertujuan mendukung program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
Sementara dalam upayanya mendongkrak pembiayaan kendaraan listrik, BSI pun menyiapkan sejumlah strategi. BSI misalnya melakukan joint program EV dengan PLN. Kemudian, terdapat show unit EV di Kantor Cabang BSI.
Baca Juga
Emiten bank berkode BRIS ini pula menjalankan strategi digital akusisisi pembiayaan EV melalui BSI OTO via BSI Mobile, bsioto.muf.co.id, dan PLN Mobile.
Selain itu, terdapat program khusus EV berupaya uang muka atau DP mulai 0 persen untuk mobil baru, special margin mulai setara 2,22 persen, membiayai hampir seluruh merk KBLBB baik mobil dan motor.
Sebelumnya, SEVP Consumer Banking BSI Wawan Setiawan mengatakan BSI menggenjot penyaluran pembiayaan kendaraan listrik karena mempunyai potensi pasar yang besar ke depannya. "Ke depan bisa meningkat pesat. Apalagi target net zero emission pemerintah akan menjadikan kendaraan listrik sebagai kendaraan mainstream," katanya.
Menurutnya, berdasarkan data Bloomberg, pangsa pasar kendaraan listrik di dunia hanya mencapai 3 persen pada tahun lalu. Namun, pada 2025 bisa mencapai 10 persen. Lalu, pada 2030 mencapai 26 persen. Kemudian, pada 2060 mencapai 60 persen.
Sementara, berdasarkan proyeksi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada 2030 jumlah mobil listrik akan mencapai 2 juta unit. Kemudian, motor listrik mencapai 13 juta unit.