Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menargetkan produk atau layanan Livin’ Paylater akan diluncurkan pada akhir 2023.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha megatakan untuk saat ini hanya nasabah terpilih saja yang bisa mendapatkan penawaran Livin' Paylater dari Bank Mandiri di aplikasi Livin'.
“Hal ini kami lakukan, untuk memastikan pengalaman terbaik yang akan dirasakan oleh nasabah kami. Nasabah yang terpilih juga merupakan nasabah eksisting yang di while listed oleh Bank Mandiri sesuai dengan ketentuan produk Livin’ Paylater,” ujarnya pada Bisnis, Rabu (4/10/2023).
Sebelumnnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) kini resmi meluncurkan layanan transaksi paylater yang sudah dapat diakses melalui aplikasi myBCA. Saat ini, perseroan juga melakukan tebar promo. Melansir dari website resminya, Paylater BCA merupakan fasilitas kredit yang dapat digunakan sebagai alternatif pembayaran melalui scan QRIS di aplikasi myBCA.
Pembayaran kembalinya dapat dicicil dengan pilihan jangka waktu. Untuk bisa menggunakan fitur cicilan ini, nasabah harus sudah memiliki BCA ID.
Baca Juga
Beberapa fitur utama dari Paylater BCA antara lain limit kredit hingga Rp20 juta dengan mekanisme revolving, dan pilihan tenor cicilan 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan dengan suku bunga sampai dengan 2 persen flat per bulan.
Paylater Disukai Konsumen
Tindakan dari pelaku industri perbankan ini pun direspon oleh Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin yang mengatakan produk paylater ini akan seperti dengan kartu kredit, namun dengan limit kecil yang dibentuk dalam sistem yang tersendiri dengan tetap terintegrasi dalam core banking system.
Baginya, ini merupakan peluang bisnis yang besar, karena bank bisa mengoptimalisasikan pembiayaan dengan lebih fleksibel.
“Jadi tanpa ketemu customer langsung, diberi link, kemudian customer mengisi, konsepnya sama dengan P2P (peer-to-peer), fintech, ini konsep yang sangat inovatif dan bagus,” ujar Amin pada Bisnis, Kamis (5/10/2023).
Lebih lanjut, dirinya menuturkan layanan paylater yang dibuat perbankan kemungkinan besar dapat unggul di pasaran.
“Ya, kalau kita lihat dari permodalan, infrastruktur, human capital, SOP, ya bank lebih mumpuni, karena bagaimananapun paylater adalah konsep pembiayaan, bahkan untuk penanganan risiko, pasti bank lebih mumpuni,” ujarnya.
Akan tetapi, Amin menilai untuk pengembangan layanan ini hanya bisa dilakukan bank besar, yang memiliki infrastruktur bagus dan kecukupan modal besar untuk melakukan investasi.
Menurutnya, inovasi ini tidak bisa diikuti oleh bank menengah kecil. Di mana, menurutnya bank dengan kelompok menengah kecil sebaiknya bekerja sama dengan provider atau e-commerce menjadi opsi yang bagus.
“Ini untuk efisiensi bisnis,” imbuhnya.
Sebagai informasi, layanan paylater Bank Mandiri melalui aplikasi Livin’ by Mandiri sendiri sudah diumumkan sejak tengah tahun 2023 lalu.
Berdasarkan situs resmi Mandiri, fasilitas pinjaman yang diberikan oleh Bank Mandiri memiliki pilihan tenor 1, 3, 6, 9 atau 12 bulan yang dapat digunakan untuk transaksi QR di seluruh merchant via menu QR bayar melalui aplikasi Livin’ by Mandiri.
Bank Mandiri juga mengenakan bunga pinjaman mulai dari 0 persen (tenor 1 & 3 bulan) dan mulai dari 1,5 persen flat per bulan (tenor > 3 bulan). Bank Mandiri sendiri menawarkan maksimum limit kredit yang diberikan mencapai Rp20 juta.
Pembayaran tagihan juga dilakukan dengan cara auto debet sesuai dengan tanggal jatuh tempo. Sementara itu, di Bank Mandiri sendiri ada minimal nominal transaksi yang dapat dicicil
Tenor |
Minimum Nominal |
Maksimum Nominal |
1 |
Rp10.000 |
Rp1 juta |
3 |
Rp100.000 |
Rp5 juta |
6 |
Rp500.000 |
Rp10 juta |
9 |
Rp750.000 |
Rp15 juta* |
12 |
Rp1 juta |
Rp20 juta* |
Sumber: Bank Mandiri, diolah
Transaksi Livin'
Pada kesempatan terpisah, Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Timothy Utama menyebut transaksi per detik di platform Livin' saat ini mencapai rata-rata 10.000 hingga 12.000 transaksi. Hal ini mencerminkan besarnya potensi Livin' di Bank Mandiri.
"Kami melihat bahwa Livin' memiliki traffic yang cukup besar, dan kami ingin memastikan bahwa infrastruktur digitalnya mumpuni dan memiliki headroom yang besar untuk memproses transaksi yang semakin besar," ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini pihaknya bakal terus berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam memperkuat infrastruktur digital unit usaha Livin' by Mandiri kala menghadapi lonjakan transaksi yang terus meningkat.
Pihaknya juga saat ini fokus menggarap pengembangan user interface (UI) dan user experience (UX), customer integrate serta customer experience yang berkelanjutan pada Livin’ by Mandiri.
Adapun, arah pertumbuhan paylater di Tanah Air kian positif. Pasalnya, Otoritas menyebut opsi paylater makin diminati masyarakat, di mana hal ini terlihat dari jumlah kontrak bisnis fasilitas paylater tumbuh 33,25 persen pada Mei 2023.
OJK mencatat BNPL mencapai 54,70 juta kontrak pada Mei 2022, meningkat menjadi 72,88 juta kontrak per Mei 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono mengatakan salah satu penyebab pengguna BNPL semakin tinggi adalah proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan cepat.
“Serta promo-promo paylater yang menarik kepada masyarakat,” kata Ogi dalam keterangan tertulis yang dikutip, Rabu (5/7/2023).
Ogi mengatakan paylater menawarkan berbagai jenis promo kepada para calon debiturnya antara lain program diskon, cashback, hingga program cicilan 0 persen.
Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Triyono juga mengungkapkan kredit macet di bisnis BNPL kian terkendali seiring dengan pandemi Covid-19 yang juga melandai.
Dia menilai tren bisnis BNPL di Indonesia juga berada di jalur positif, sejalan dengan jumlah pengguna dan pelaku BNPL yang terus bertambah.
“Menurut saya, dari segi jumlah pengguna dan pelaku cukup bertambah, karena dukungan infrastruktur sudah ada, angka dari e-commerce juga meningkat dengan baik,” ujarnya.