Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat: PSAK 117 Berpotensi Dorong Konsolidasi dan Perlebar Gap Industri Asuransi

PSAK 117 dinilai bisa menjadi momentum pergeseran struktur industri, tergantung pada kesiapan masing-masing perusahaan dalam beradaptasi.
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Senin (28/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Senin (28/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 117 yang mengadopsi IFRS 17 diprediksi membawa dampak besar terhadap lanskap industri asuransi nasional. Selain mempengaruhi pencatatan pendapatan, regulasi ini juga dinilai berpotensi mendorong konsolidasi dan memperlebar kesenjangan antara perusahaan besar dan kecil.

Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (Kupasi) sekaligus Praktisi Manajemen Risiko Wahyudin Rahman menilai PSAK 117 bisa menjadi momentum pergeseran struktur industri, tergantung pada kesiapan masing-masing perusahaan dalam beradaptasi.

“Ada potensi ke arah keduanya [konsolidasi dan melebarkan kesenjangan]. Perusahaan besar cenderung lebih siap dengan modal, teknologi, dan SDM yang mendukung adaptasi. Sebaliknya, perusahaan kecil bisa tertinggal karena keterbatasan sumber daya,” kata Wahyudin kepada Bisnis pada Senin (7/4/2025). 

Dia menjelaskan kondisi tersebut membuka peluang terjadinya konsolidasi atau akuisisi, terutama di segmen yang dinilai kurang efisien. Namun demikian, bukan berarti perusahaan kecil tak punya ruang untuk bertahan dan tumbuh.

Menurutnya, ada peluang bagi perusahaan kecil yang mampu berinovasi lebih lincah dan menemukan ceruk pasar. Wahyudin mengatakan salah satu dampak paling signifikan dari penerapan PSAK 117 adalah perubahan dalam pencatatan dan pengakuan pendapatan. 

Jika sebelumnya premi langsung dicatat sebagai pendapatan saat diterima, kini pendapatan hanya diakui seiring dengan pemenuhan kewajiban kontraktual.

“Pendapatan kini diakui seiring dengan pemenuhan kewajiban kontraktual, bukan langsung saat premi diterima. Ini membuat laporan keuangan lebih mencerminkan kinerja riil, tetapi juga bisa mengakibatkan penurunan pendapatan yang terlihat di awal polis,” jelas Wahyudin.

Dia mengingatkan bahwa perubahan ini bisa menimbulkan distorsi persepsi publik maupun investor terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi, terutama pada tahun-tahun awal penerapan.

“Ada risiko persepsi negatif karena penurunan pendapatan atau peningkatan kewajiban di tahun-tahun awal implementasi. Investor yang belum memahami standar baru bisa salah menilai kinerja perusahaan. Oleh karena itu, transparansi dan edukasi pasar menjadi kunci agar perubahan ini dipahami sebagai perbaikan akurasi pencatatan, bukan kemunduran bisnis,” paparnya.

Tak hanya dari sisi laporan keuangan, tantangan terbesar lainnya terletak pada sisi teknologi. Sistem pencatatan akuntansi harus dimodernisasi untuk mampu menangani kompleksitas pengukuran liabilitas sesuai dengan pendekatan yang disyaratkan PSAK 117, seperti General Measurement Model (GMM) dan Variable Fee Approach (VFA).

“Tantangan terbesar ada pada modernisasi sistem IT dan integrasi data aktuaria, keuangan, dan operasional. Sistem legacy banyak yang tidak mampu mendukung kalkulasi kompleks yang dibutuhkan PSAK 117, terutama dalam pengukuran liabilitas dengan model GMM atau VFA. Ini menuntut investasi besar di infrastruktur teknologi dan pelatihan tenaga ahli,” pungkasnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper