Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paylater Marak Jelang Lebaran, Indodana Mitigasi Kredit Macet

Momentum Lebaran menjadi stimulus positif tumbuhnya permintaan pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL).
Ilustrasi seseorang menggunakan fitur paylater. Dok Freepik
Ilustrasi seseorang menggunakan fitur paylater. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Momentum Lebaran menjadi stimulus positif tumbuhnya permintaan pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL). Di balik hal itu, ada risiko kredit macet atau non performing finance (NPF) perusahaan pembiayaan meningkat.

Direktur PT Indodana Multi Finance Iwan Dewanto mengatakan pihaknya telah menyiapkan strategi mitigasi lonjakan NPF. Strategi tersebut juga diterapkan Indodana pada Lebaran 2024 lalu, sehingga pada tahun lalu permintaan BNPL meningkat namun NPF Indodana tetap terjaga.

"Risiko kredit memang menjadi tantangan dalam industri pembiayaan, terutama saat permintaan meningkat pesat. Namun, Indodana PayLater memiliki strategi mitigasi yang kuat untuk menjaga kualitas pembiayaan tetap terjaga," kata Iwan kepada Bisnis.com, Kamis (27/3/2025).

Iwan menjelaskan, perusahaannya selalu menjaga kualitas pembiayaan dengan menerapkan sistem penilaian yang ketat dan selektif dalam menentukan limit bagi pengguna.

"Pendekatan ini memastikan bahwa pembiayaan diberikan secara prudent sesuai dengan kemampuan kapasitas finansial calon pengguna. Selain itu, kami juga rutin melakukan evaluasi terhadap kebijakan pengendalian risiko kredit untuk memastikan pertumbuhan dapat tumbuh secara sehat dan berkelanjutan," pungkasnya.

Sebelumnya,  Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mewanti-wanti NPF paylater akan melambung seiring meningkatnya permintaan pasar.

Berkaca dari data, pada momen menjelang Lebaran tahun lalu, outstanding pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan per April 2024 meningkat sebesar 31,45% year on year (YoY). Pertumbuhannya lebih tinggi dibanding periode Maret 2024 yang tumbuh 23,90% YoY.

Dari sisi kualitas pinjaman, NPF gross BNPL perusahaan pembiayaan pada Mei 2024 di level 3,22%, kemudian pada Juni turun menjadi 3,07% dan kembali turun menjadi 2,82% per Juli 2024.

"Pembiayaan tersebut digunakan untuk keperluan mudik dan berwisata. Mereka yang tidak cukup biaya, memilih untuk mencari pembiayaan atau utang. Dulu mungkin bisa berutang ke tetangga atau keluarga. Sekarang beralih kepada pembiayaan melalui teknologi, termasuk pindar dan BNPL," kata Huda Minggu (9/3/2025).

Namun, Huda melihat peningkatan penyaluran utang tersebut juga dibarengi dengan potensi meningkatnya kredit macet.

"Begitu juga dengan ketika setelah Lebaran, biasanya akan meningkat pasca 2 sampai 3 bulan kemudian. Tapi nanti akan kembali turun di pertengahan tahun. Maka penting bagi masyarakat untuk mempertimbangkan betul pembiayaan atau utang ini. Tidak boleh berlebihan dalam konsumsi ketika Lebaran," jelas Huda.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper