Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada Kredit Macet Paylater saat Kebutuhan Melonjak jelang Lebaran

Permintaan kredit Buy Now Pay Later (BNPL) atau pay later cenderung menunjukkan kenaikan jelang Ramadan dan Lebaran.
Akbar Maulana al Ishaqi,Pernita Hestin Untari
Sabtu, 29 Maret 2025 | 11:00
Ilustrasi seseorang menggunakan fitur paylater. Dok Freepik
Ilustrasi seseorang menggunakan fitur paylater. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Kebutuhan dana masyarakat biasanya meningkat menjelang Lebaran. Paylater menjadi pilihan dengan kemudahan akses saat ini, tetapi risiko kredit macet usai hari raya perlu dimitigasi.

Direktur PT Indodana Multi Finance Iwan Dewanto mengatakan pihaknya telah menyiapkan strategi mitigasi lonjakan kredit macet atau non-performing loan (NPL) di tengah kenaikan kebutuhan pendanaan menjelang Lebaran.

Strategi tersebut juga diterapkan Indodana pada Lebaran 2024, sehingga pada tahun lalu permintaan BNPL meningkat, tetapi NPF Indodana tetap terjaga.

"Risiko kredit memang menjadi tantangan dalam industri pembiayaan, terutama saat permintaan meningkat pesat. Namun, Indodana PayLater memiliki strategi mitigasi yang kuat untuk menjaga kualitas pembiayaan tetap terjaga," kata Iwan kepada Bisnis, Kamis (27/3/2025).

Iwan menjelaskan perusahaannya selalu menjaga kualitas pembiayaan dengan menerapkan sistem penilaian yang ketat dan selektif dalam menentukan limit bagi pengguna.

"Pendekatan ini memastikan bahwa pembiayaan diberikan secara prudent sesuai dengan kemampuan kapasitas finansial calon pengguna. Selain itu, kami juga rutin melakukan evaluasi terhadap kebijakan pengendalian risiko kredit untuk memastikan pertumbuhan dapat tumbuh secara sehat dan berkelanjutan," pungkasnya.

Sebelumnya, PT Pefindo Biro Kredit atau IdScore mencatat bahwa permintaan kredit Buy Now Pay Later (BNPL) atau pay later cenderung menunjukkan kenaikan jelang Ramadan dan Idulfitri.

Direktur Utama IdScore Tan Glant Saputrahadi mengatakan bahwa pada Februari (H-2 bulan sebelum Lebaran), permintaan kredit pay later menunjukkan kenaikan 0,49% dibandingkan bulan sebelumnya. Data tersebut berdasarkan historical data di IdScore.

“Historical data di IdScore juga menunjukkan bahwa pada Maret [H-1 bulan sebelum Lebaran], permintaan kredit naik signifikan sebesar 5,53% dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Tan kepada Bisnis pada Senin (17/3/2025).

Sementara itu secara kredit nasional, IdScore mencatat bahwa terjadi peningkatan portofolio kredit selama H-1 bulan sebelum Lebaran dengan rata-rata 2,29% dari 2022–2024. Pada momentum Lebaran, peningkatan mencapai 0,47%, dan H+1 bulan setelah Lebaran masih meningkat 1,27% dalam periode yang sama.

Tan melihat bahwa momentum Lebaran berpengaruh terhadap kenaikan portofolio kredit hingga 2,29%. Dia mengatakan bahwa jika hal tersebut tidak dikelola dengan baik, maka dapat meningkatkan non-performing loan (NPL) bagi penyedia kredit.

Menurut pengamatan IdScore, lanjut Tan, terjadi peningkatan NPL dari 0,52% pada sektor multifinance hingga 4,88% pada sektor fintech peer-to-peer (P2P) lending pada H+2 bulan setelah Lebaran dalam rentang waktu 2022 hingga 2024.

Oleh sebab itu, Tan mengatakan bahwa penyelenggara layanan keuangan harus memperketat analisis risiko kredit dan memantau pola pembayaran untuk mengantisipasi lonjakan kredit macet saat Lebaran.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mewanti-wanti NPF paylater akan melambung seiring meningkatnya permintaan pasar.

Berkaca dari data, pada momen menjelang Lebaran tahun lalu, outstanding pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan per April 2024 meningkat sebesar 31,45% year on year (YoY). Pertumbuhannya lebih tinggi dibanding periode Maret 2024 yang tumbuh 23,90% YoY.

Dari sisi kualitas pinjaman, NPF gross BNPL perusahaan pembiayaan pada Mei 2024 di level 3,22%, kemudian pada Juni turun menjadi 3,07% dan kembali turun menjadi 2,82% per Juli 2024.

"Pembiayaan tersebut digunakan untuk keperluan mudik dan berwisata. Mereka yang tidak cukup biaya, memilih untuk mencari pembiayaan atau utang. Dulu mungkin bisa berutang ke tetangga atau keluarga. Sekarang beralih kepada pembiayaan melalui teknologi, termasuk pindar dan BNPL," kata Huda Minggu (9/3/2025).

Namun, Huda melihat peningkatan penyaluran utang tersebut juga dibarengi dengan potensi meningkatnya kredit macet.

"Begitu juga dengan ketika setelah Lebaran, biasanya akan meningkat pasca 2 sampai 3 bulan kemudian. Tapi nanti akan kembali turun di pertengahan tahun. Maka penting bagi masyarakat untuk mempertimbangkan betul pembiayaan atau utang ini. Tidak boleh berlebihan dalam konsumsi ketika Lebaran," jelas Huda.

Lebih lanjut, dia menambahkan edukasi keuangan perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih bijak dalam mengelola utang dan pengeluaran.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper