Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Ungkap Peran dan Tantangan Asuransi dalam Perekonomian

OJK mengungkap peran penting asuransi dalam perekonomian Indonesia dan tantangan kedepannya.
Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (IKNB OJK) Ogi Prastomiyono di Bali, Kamis (13/10/2022)./Bisnis-Anggara Pernando.
Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (IKNB OJK) Ogi Prastomiyono di Bali, Kamis (13/10/2022)./Bisnis-Anggara Pernando.

Bisnis.com, BALI - Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono mengungkapkan peran penting asuransi dalam perekonomian indonesia dan tantangan kedepannya. 

Menurut Ogi Prastomiyono, sektor asuransi memiliki dua peran penting dalam perekonomian Indonesia. 

Pertamaperan sektor perasuransian sebagai mekanisme pendukung dalam pengelolaan risiko. Hal ini untuk mewujudkan perekonomian yang resilien dan mampu tumbuh berkelanjutan. 

Adapun, mekanisme asuransi juga perlu dioptimalkan sebagai alat manajemen risiko, baik untuk risiko individu maupun risiko usaha. 

Keduaperan sektor perasuransian sebagai investor institusional, yang merupakan komponen penting dalam mendukung fungsi intermediasi dalam ekosistem perekonomian nasional, dengan menyediakan kebutuhan pendanaan jangka panjang

Salah satu diantaranya yang terkait dengan proyek strategis nasional (PSN).

Jika melihat kondisi selama pandemi Covid-19, sektor perasuransian juga dinilai memiliki peran yang sangat penting untuk menyerap dampak finansial yang timbul melalui pembayaran klaim. 

Menimbang hal tersebut, dia menambahkan pertumbuhan total aset sektor perasuransian berada dalam trajectory yang positif dan meningkat 1,86 persen pada 2022. 

Kemudian, pada Agustus 2023 total aset sektor perasuransian mencapai Rp875,17 triliun atau bertumbuh 1,59 persen secara (year-to-date/ytd). 

Lalu jika melihat kepada tingkat kesehatan dari sektor ini digambarkan melalui tingkat Risk Based Capital (RBC) masih terjaga di atas ambang batas minimum RBC sebesar 120 persen.

Hal tersebut kemudian merefleksikan bahwa secara umum bahwa sektor perasuransian memiliki kemampuan untuk dapat menyerap risiko yang mungkin akan datang. 

Di lain sisi, Ogi juga melihat proyeksi perekonomian dunia seperti ADB (Asian Development Bank) dan OECD (The Organization for Economic Cooperation and Development) yang merilis proyeksi perekonomian global dan kawasan Asia, dimana proyeksi pertumbuhan ekonomi global diperkirakan kembali menurun. 

“Namun demikian, kedua organisasi tersebut memproyeksikan pertumbuhan Indonesia masih tetap stabil dan cenderung terkoreksi meningkat,” jelasnya dalam sambutan di acara 

Ogi menjelaskan bahwa Indonesia masih tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik dunia. 

Pada kuartal II/2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,17 persen (year-on-year/yoy) dan dengan tingkat inflasi yang relatif stabil. 

Menimbang hal tersebut, Ogi mengingatkan downside risk yang bisa terjadi di depan seperti inflasi yang persisten tinggi yang diikuti dengan tingkat suku bunga dalam jangka waktu yang lebih panjang (higher for longer) tekanan fiskal, gejolak perekonomian global. 

"Kini kita dihadapkan seperti tensi geopolitik, perubahan iklim yang saat ini bergeser ke perekonomian hijau, digitalisasi dan jika pandemi kembali yang akan menimbulkan krisis multidimensi yang mendalam," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper