Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi keuangan yang sehat memberikan peran penting terhadap kondisi perekonomian di Indonesia, termasuk sektor kesehatan. Menurutnya, kondisi pandemi covid-19 yang lalu telah memberikan dampak besar terhadap perekonomian Indonesia.
Dirinya menjelaskan, pandemi covid-19 telah menjadi perhatian dunia. Ia melihat, kondisi tersebut bukan hanya mengancam kesehatan manusia namun juga berdampak kepada sektor sosial, ekonomi hingga keuangan. Dengan demikian, dirinya merasa perlu adanya respon yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
“Beralihnya pandemi ke endemi bukan berarti persoalannya berakhir. Meski kini sudah menjadi endemi, yang harus dilihat adalah apa yang akan terjadi ke depan dan memberikan dampak bagi kesehatan masyarakat,” kata Sri.
Sri menjelaskan, sektor kesehatan di Indonesia harus menjadi persoalan utama. Upaya transformasi sistem kesehatan nasional yang digaungkan oleh Kementerian Kesehatan RI harus bisa terlaksana dengan baik. Selain itu, untuk melaksanakan upaya transformasi kesehatan nasional, Indonesia juga harus bisa belajar dari negara-negara lain.
“Kita tidak boleh menutup diri dan perlu belajar dengan membandingkan dengan negara lain menyangkut sistem
kesehatan di Indonesia. Dengan demikian, nantinya upaya tersebut bisa menguatkan sistem layanan di puskesmas, rumah sakit daerah maupun pusat,” jelas Sri.
Untuk itu, Sri mengatakan bahwa di tahun 2024 mendatang, sektor kesehatan akan tetap jadi prioritas. Tak lupa, dirinya juga berterima kasih kepada seluruh asosiasi yang bergerak di bidang kesehatan yang sudah bekerja keras untuk menghadapi situasi pandemi covid-19 dan fokus untuk memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menyebut kondisi Dana Jaminan Sosial (DJS) yang sehat menjadi alasan kuat BPJS Kesehatan melakukan upaya transformasi mutu layanan. Menurutnya, saat ini pengelolaan DJS Kesehatan telah mencapai titik optimal.
Salah satu bukti nyata adalah pertumbuhan luar biasa dari hasil investasi DJS Kesehatan. Pada tahun 2022, hasil investasi mencapai Rp2,89 triliun, naik lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,42 triliun pada tahun 2021. Hal ini menjadi indikator kuat bahwa strategi penempatan DJS Kesehatan dalam instrumen investasi yang aman telah membuahkan hasil yang signifikan.
Surplus aset DJS juga turut dimanfaatkan untuk meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan. Upaya ini mencakup perluasan skrining penyakit, peningkatan upaya promotif dan preventif, serta peningkatan fasilitas kesehatan melalui kerja sama dan peningkatan kapasitas faskes.
"Saat ini, BPJS Kesehatan tengah menggaungkan trasformasi mutu layanan. Ini kita lakukan agar pelayanan di fasilitas kesehatan bisa Mudah, Cepat dan Setara. Harapannya, upaya ini juga didukung oleh seluruh fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit,” kata Ghufron.
Dirinya mengatakan, kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit saat ini sudah terjalin sangat baik. Menurutnya, poin kerja sama yang tertuang dalam perjanjian kerja sama mengutamakan kemudahan akses bagi peserta.
Selain itu, berbagai inovasi layanan juga dihadirkan yang bisa dimanfaatkan peserta dalam mengakses layanan kesehatan. Kini, peserta sudah bisa mengakses layanan kesehatan hanya dengan menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Terbaru, BPJS Kesehatan menghadirkan inivasi berbasis digital melalui i-Care JKN.
Sistem ini memungkinkan petugas medis untuk dengan mudah melacak riwayat pelayanan kesehatan peserta dalam satu tahun terakhir. Inovasi ini tidak hanya memfasilitasi komunikasi antar dokter, tetapi juga memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perawatan yang lebih komprehensif kepada peserta.
“Dengan strategi ini, BPJS Kesehatan terus berkomitmen untuk menghadirkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia. Transformasi mutu layanan dan pemanfaatan teknologi adalah langkah progresif dalam memajukan sistem kesehatan nasional,” sebut Ghufron.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Asih Eka Putri dan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Luigi.