Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CNAF Pede Pembiayaan Baru Naik di Tengah Tahun Politik dan BI Rate 6%

CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) meyakini pembiayaan tetap meningkat meski memasuki tahun politik dan suku bunga acuan BI naik ke 6%.
Karyawan melayani nasabah di kantor PT CIMB Niaga Auto Finance di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (3/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di kantor PT CIMB Niaga Auto Finance di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (3/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA— CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) optimistis pembiayaan baru terus meningkat di tengah keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya ke level 6%. Selain itu, Indonesia juga tengah memasuki tahun politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

“Melihat Keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan ke level 6% dan memasuki tahun politik, CNAF tetap optimis pertumbuhan pembiayaan baru tetap berlanjut,” kata Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman kepada Bisnis, Sabtu (21/10/2023). 

Ristiawan memastikan CNAF tetap mempertahankan suku bunga untuk nasabah sesuai dengan profil masing-masing sampai saat ini. Ke depannya, dalam penawaran suku bunga/margin CNAF tetap memberikan suku bunga yang bersaing dengan market dengan tetap memperhatikan tren suku bunga BI.

Dalam penentuan suku bunga, CNAF menggunakan bunga berdasarkan profil nasabah atau Risk Based Pricing. Dengan demikian, nasabah-nasabah yang profil resikonya rendah akan mendapatkan suku bunga/margin yang lebih rendah atau bahkan sampai 0%.

Per September 2023, aset perusahaan tumbuh 25,07 persen dari Rp6,03 triliun pada Seltember 2022 menjadi Rp7,54 triliun. Tingkat Non-Performing Financing (NPF) perusahaan juga masih terjaga pada level 1,26 persen per September 2023. Angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2022 yakni 1,40 persen.  

Sementara itu, perolehan laba sebelum pajak atau profit before tax (PBT) unaudited, tumbuh sebesar 2,45%. Di mana pada periode September 2023 adalah Rp377,9 miliar, sementara pada September 2022 yakni Rp368,9 miliar. 

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga meramal bahwa industri pembiayaan akan terus bertumbuh dengan baik di tengah tahun politik.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menilai gejolak politik jelang Pemiku 2024 tak akan mempengaruhi bisnis pembiayaan. 

“Industri multifinance diproyeksikan akan tetap bertumbuh dengan baik karena masyarakat sudah terbiasa dengan pesta demokrasi yang semuanya berjalan dengan aman dan baik,” kata Agusman kepada Bisnis, Jumat (20/10/2023).

Agusman mengatakan proyeksi pertumbuhan industri pembiayaan seiring dengan optimisme perkembangan ekonomi dan bisnis kedepan. Bahkan regulator memprediksi pertumbuhannya mencapai 16-17% sampai dengan akhir tahun.

Dia juga menilai bahwa dampak kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap pelemahan rupiah masih terkendali. “Dampaknya masih terkendali,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper