Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga Acuan BI Naik dan Rupiah Melemah, Modal Bank Kecil Risiko Tergerus?

Usai suku bunga acuan BI naik, rupiah masih melemah. Bagaimana ketahanan perbankan Indonesia?
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia dalam RDG BI Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi 6% di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap langkah hawkish The Fed dan melemahnya nilai tukar rupiah. Lantas, seperti apa proyeksi kinerja perbankan Tanah Air?

Untuk diketahui, Bank Sentral AS saat ini membuka ruang untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,25 persen sampai 5,5 persen pada pertemuan 31 Oktober - 1 November 2023 mendatang.  

Peneliti Lembaga ESED dan Praktisi Perbankan BUMN Chandra Bagus Sulistyo mengatakan kondisi tersebut nyatanya tidak membawa dampak signifikan bagi perbankan nasional. 

“Kinerja perbankan nasional akan terjaga stabil, didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga. Hal ini, lantaran mereka [bank] sudah melakukan mitigasi risiko higher for longer suku bunga global,” ujarnya pada Bisnis, Senin (23/10/2023). 

Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menyebut meski perbankan Tanah Air telah melakukan antisipasi. Namun, ada kekhawatiran sejumlah rasio keuangan bakal memburuk.

Misalnya, membengkaknya non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah karena diberhentikannya relaksasi dan restrukturisasi serta peningkatan outstanding kredit yang tidak sesuai target. 

“Yang dikhawatirkan berimbas pada pendapatan bunga bersih [net interest income/NII] dan margin bunga bersih [net interest margin/NIM] walau tidak signifikan ya. Karena, ada gap dari sisi cost of fund dan cost of borrowing yang kalau dipertahankan bank pasti akan berpengaruh,” ucapnya.

Tak hanya itu, menurut Amin rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) juga bisa terpengaruh, apabila aset produktif tidak tumbuh dengan signifikan.

“Khusus untuk bank menengah kecil ini mengkhawatirkan, karena ini bisa jadi menggerus modal, sehingga perlu penguatan [modal]. Apalagi rupiah mengalami pelemahan, pasti ini akan sangat mengkhawatirkan,” ujarnya.

Artinya, walau dampaknya terhadap sektor perbankan mungkin tidak begitu besar, namun akan tetap memberikan pengaruh yang dapat dirasakan.

Di sisi lain, Amin menilai kenaikan suku bunga acuan (BI rate) sendiri merupakan respons terhadap situasi ekonomi dan keuangan global, terutama yang berkaitan dengan kebijakan suku bunga The Fed.

Kebijakan ini bertujuan untuk menghindari aliran modal keluar (capital outflow) dari pasar keuangan dalam negeri, yang dapat menyebabkan penurunan likuiditas dan stabilitas keuangan secara keseluruhan.

Selain itu, menurut Amin kebijakan tersebut pun dianggap sejalan dengan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang dikeluarkan oleh otoritas untuk menjaga stabilitas sektor keuangan secara keseluruhan. 

Sebagai informasi, rasio kecukupan modal perbankan tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,62% dengan risiko kredit yang terkendali, tecermin dari rasio kredit bermasalah sebesar 2,50% (bruto) dan 0,79% (neto) pada Agustus 2023.

Ketahanan likuiditas perbankan tetap terjaga ditopang dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,54% (yoy) pada September 2023.

Hasil stress-test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi tekanan global. Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan dan momentum pertumbuhan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper