Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Bank Banten (BEKS) Kembali Menyusut jadi Rp6,86 Triliun

Bank Banten (BEKS) melaporkan aset perusahaan per kuartal III/2023 menjadi Rp6,86 triliun, menyusut dibandingkan periode 2022 dan 2021.
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Banten di Jakarta, beberapa waktu lalu. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Banten di Jakarta, beberapa waktu lalu. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) melaporkan aset perusahaan per kuartal III/2023 sebesar Rp6,86 triliun per kuartal III/2023. 

Kondisi aset Bank Banten ini kembali susut dibandingkan periode penutupan akhir 2022. Pada akhir tahun lalu, Bank Banten mencatatkan aset Rp7,22 triliun atau longsor -5,14%. 

Aset bank banten sendiri pada 2021 berada pada level Rp8,84 triliun setelah perusahaan melakukan penggalangan dana PUT VII.

Semenjak berubah nama dari Bank Pundi menjadi Bank Banten, aset perusahaan terbesar berada di level Rp9,48 triliun pada 2018. Nilai ini kemudian terus menyusut menjadi Rp5,33 triliun pada 2020. 

Sementara itu, untuk kondisi kuartal III/2023, penyusutan aset disebabkan berkurangnya penempatan  pada Bank Indonesia. Pada pos Giro di Bank Indonesia menyusut menjadi Rp392,06 miliar. Pada akhir 2022, pos ini mencapai Rp558,17 miliar. Selanjutnya penempatan pada Bank Indonesia juga susut dari Rp537,01 miliar menjadi Rp449,77 miliar.      

Rugi Bank Banten (BEKS) Berkurang Ditambal Pendapatan Lain

Sementara itu, dari pos rugi laba, Bank Banten melaporkan mencatatkan rugi bersih -Rp14,52 miliar pada kuartal III/2023.  Dengan capaian ini, saldo rugi perusahaan naik menjadi -Rp2,91 triliun dari sebelumnya -Rp2,89 triliun.  

Meski demikian, rugi kuartal III/2023 ini, susut 88,48% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Penyusutan rugi bersih bank ditopang penurunan beban bunga dan pendapatan lainnya. Tercatat pendapatan bunga naik tipis dari Rp336,47 miliar pada kuartal III/2022 menjadi Rp339,6 miliar dalam 9 bulan tahun ini. 

Sedangkan beban bunga bank menyusut tajam dari Rp235,86 miliar ke Rp194,35 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank Banten bisa naik 44,36% yoy ke Rp145,25 miliar. Jumlah pendapatan operasional juga naik 19,37% yoy menjadi Rp195,97 miliar.

Beban operasional lainnya turun 28,23% yoy menjadi Rp227,22 miliar. Meski demikian, jika dilihat lebih dalam jumlah beban operasional ditambah beban bunga masih di atas pendapatan perusahaan. Dengan hasil akhir mengalami rugi -Rp19,12 miliar. 

Capaian ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu bersih yang mengalami rugi -Rp159,01 miliar pada kuartal III/2022. Dari sisi intermediasi, Bank Banten telah menyalurkan kredit Rp3,31 triliun pada September 2023. Angkanya tidak jauh berbeda dengan realisasi Desember 2022.

Raupan dana pihak ketiga (DPK) dari nasabah Bank Banten susut dari Rp3,79 triliun pada Desember 2022, menjadi Rp3,46 triliun pada September 2023.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Banten Muhammad Busthami mengatakan bank memang mempunyai semangat baru yang dicanangkan sejak 2023 untuk memperbaiki kinerja bisnis. Beragam strategi pun disiapkan dalam segala lini, diantaranya dari sisi organisasi BEKS menjalankan transformasi sumber daya manusia (SDM) atau Transformasi Human Capital Jawara 2023.

Bambang Widyatmoko selaku Direktur Operasional Bank Banten mengatakan manajemen Bank Banten juga akan terus konsisten mengimplementasikan strategi efisiensi biaya, paralel dengan strategi bisnis, operasional, dan strategi transformasi SDM. Bank Banten juga terus berupaya meningkatkan daya saing baik dari sisi pengembangan SDM, produk, layanan hingga teknologi informasi.

Dengan begitu, diharapkan pemerintah daerah yang menjadi ekosistemnya baik provinsi, kota, dan kabupaten di Banten dapat mempercayakan pengelolaan kas daerah serta perluasan kesempatan pengelolaan potensi bisnis di Bank Banten. 

Selain itu, BEKS bersiap menggelar aksi korporasi right issue pada tahun ini seiring dengan upaya menekan kerugian yang konsisten dicetak sejak 2014.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper