Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life Indonesia) menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6% memberikan dampak pada portofolio pengelolaan perusahaan.
Direktur & Chief Financial Officer Allianz Life Indonesia Edwin Prayitno mengatakan pada portofolio pendapatan tetap dan portofolio saham memberikan dampak penurunan, sedangkan portofolio pasar uang relatif lebih stabil.
“Penurunan pada portofolio pendapatan tetap diakibatkan oleh meningkatnya yield obligasi negara Indonesia yang berdampak terhadap penurunan harga obligasi atas portofolio yang dimiliki oleh perusahaan,” kata Edwin kepada Bisnis, Minggu (29/10/2023).
Selain itu, sambung Edwin, pada portofolio investasi saham juga mengalami penurunan imbal hasil.
Lebih lanjut, Allianz Life Indonesia juga melihat dengan kenaikan suku bunga BI atau BI rate, beberapa sektor dapat berpotensi mengalami kenaikan juga seperti sektor finansial terutama perbankan sedangkan sektor seperti properti akan tertekan.
Baca Juga
“Namun, kami tetap melihat dengan kuatnya ekonomi indonesia saat ini dan prospek jangka menengah dan panjang yang baik, investor asing tetap akan tertarik untuk masuk ke pasar saham Indonesia,” ujarnya.
Di sisi lain, Edwin menyampaikan untuk portofolio pasar uang relatif stabil. Hal ini dikarenakan instrumen pasar uang adalah deposito dan obligasi jangka pendek yang harganya relatif stabil.
Meski kenaikan BI rate cukup mengejutkan para pelaku pasar, Edwin berharap kebijakan ini akan berdampak baik untuk perekonomian Indonesia melalui stabilisasi nilai rupiah terhadap dolar AS yang terus mengalami penurunan hingga menyentuh level 15.900 pada 23 Oktober 2023, dan kembali menguat menjadi +0.53% DTD pada 24 Oktober 2023.
“Sehingga, dengan penguatan nilai rupiah ini bisa menarik arus investor asing ke pasar obligasi Indonesia,” imbuhnya.
Per September 2023, Allianz Life Indonesia mencatatkan pertumbuhan hasil investasi hingga 221% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh membaiknya kondisi harga pasar, sehingga aset investasi yang ditempatkan mengalami kenaikan nilai.
Allianz Life Indonesia menempatkan investasi pada surat berharga, baik berupa surat berharga yang diterbitkan oleh negara, saham, maupun obligasi korporasi, serta deposito berjangka. Edwin menjelaskan keseluruhan penempatan investasi tersebut memberikan hasil investasi yang optimal bagi perusahaan.
Ke depan, Allianz Life Indonesia menyatakan perusahaan terus menjaga penempatan aset investasi sesuai strategi perusahaan.
“Kami terus optimis melihat kondisi ekonomi Indonesia yang tingkat inflasinya cukup terjaga, serta pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih positif,” ujarnya.
Di samping itu, Allianz Life Indonesia menyatakan perusahaan juga memonitor perkembangan pasar bursa secara berkala serta memitigasi risiko-risiko yang mungkin terjadi ke depannya.
Untuk memitigasi kenaikan suku bunga acuan ini, Edwin menyampaikan Manajer Investasi melakukan penyesuaian strategi pengelolaan portofolio sesuai dengan outlook perusahaan terhadap suku bunga acuan BI. Adapun, Allianz Life Indonesia melihat BI akan melakukan penurunan pada semester II/2024.
Dalam hal strategi portofolio pasar uang, Allianz Life Indonesia tetap menjaga alokasi aset dalam dana kelolaan ini mayoritas pada deposito porsi tinggi obligasi pemerintah dan obligasi korporasi dengan kualitas tinggi yang memiliki tenor kurang dari satu tahun.
Sementara untuk strategi portofolio pendapatan tetap, Allianz Life Indonesia masih mempertahankan porsi obligasi yang tinggi dengan durasi sedikit di atas tolak ukur. Edwin menyatakan perusahaan terus berusaha memanfaatkan peluang yang ada untuk memperpanjang durasi ke depannya.
Sedangkan untuk strategi portfolio equity, posisi perusahaan sedikit underweight dan selektif. Dia menjelaskan tahun 2023 menjadi tahun normalisasi, di mana kenaikan harga komoditas diperkirakan akan kembali normal dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan secara keseluruhan diperkirakan akan tumbuh sebesar satu digit dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar dua digit pada 2022.
Secara struktural, Allianz Life Indonesia juga menyesuaikan diri dengan era baru biaya modal yang lebih tinggi dan juga saham. Meski prospek jangka pendek yang menantang dan fluktuatif, perusahaan tetap percaya arah tema digital dan hilirisasi industri bersifat struktural dan memainkan peran penting bagi Indonesia dalam jangka menengah dan panjang.