Di samping itu, Allianz Life Indonesia menyatakan perusahaan juga memonitor perkembangan pasar bursa secara berkala serta memitigasi risiko-risiko yang mungkin terjadi ke depannya.
Untuk memitigasi kenaikan suku bunga acuan ini, Edwin menyampaikan Manajer Investasi melakukan penyesuaian strategi pengelolaan portofolio sesuai dengan outlook perusahaan terhadap suku bunga acuan BI. Adapun, Allianz Life Indonesia melihat BI akan melakukan penurunan pada semester II/2024.
Dalam hal strategi portofolio pasar uang, Allianz Life Indonesia tetap menjaga alokasi aset dalam dana kelolaan ini mayoritas pada deposito porsi tinggi obligasi pemerintah dan obligasi korporasi dengan kualitas tinggi yang memiliki tenor kurang dari satu tahun.
Sementara untuk strategi portofolio pendapatan tetap, Allianz Life Indonesia masih mempertahankan porsi obligasi yang tinggi dengan durasi sedikit di atas tolak ukur. Edwin menyatakan perusahaan terus berusaha memanfaatkan peluang yang ada untuk memperpanjang durasi ke depannya.
Sedangkan untuk strategi portfolio equity, posisi perusahaan sedikit underweight dan selektif. Dia menjelaskan tahun 2023 menjadi tahun normalisasi, di mana kenaikan harga komoditas diperkirakan akan kembali normal dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan secara keseluruhan diperkirakan akan tumbuh sebesar satu digit dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar dua digit pada 2022.
Secara struktural, Allianz Life Indonesia juga menyesuaikan diri dengan era baru biaya modal yang lebih tinggi dan juga saham. Meski prospek jangka pendek yang menantang dan fluktuatif, perusahaan tetap percaya arah tema digital dan hilirisasi industri bersifat struktural dan memainkan peran penting bagi Indonesia dalam jangka menengah dan panjang.