Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak Hasil Stress Test Perbankan hingga Pasar Modal saat Global Bergejolak

OJK telah melakukan stress test di seluruh sektor jasa keuangan terkait tekanan pada sektor perekonomian di tengah gejolak ekonomi global, begini hasilnya.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Regulator terus mengantisipasi berbagai kondisi stabilitas sektor jasa keuangan di tengah dinamika ketidakpastian ekonomi global. Salah satunya dengan melaksanakan stress test lintas sektor keuangan.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyebutkan pihaknya telah melakukan stress test di seluruh sektor jasa keuangan terkait tekanan pada sektor perekonomian.

Uji tekanan pada sistem keuangan ini meliputi sejumlah parameter seperti dampak pelemahan nilai tukar rupiah hingga kenaikan inflasi.

“Tentu stress test spesifik dilakukan di masing-masing institusi. Dalam konteks OJK meliputi seluruh sektor yang ada baik itu perbankan, keseluruhan IKNB dan pasar modal,” ujarnya dalam Konferensi Pers KSSK, Jumat (3/11/2023).

Lebih lanjut, OJK pun meminta masing-masing dari lembaga sektor jasa keuangan itu untuk melakukan stress test yang sifatnya forward looking terhadap berbagai skenario yang dilihat sebagai risiko utama.

Tercatat, sektor perbankan mampu menunjukkan resiliensi dengan permodalan yang tinggi dan kinerja intermediasi yang tetap positif. 

Permodalan perbankan tetap solid ditinjau dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) industri Perbankan yang tinggi sebesar 27,41%. Fungsi intermediasi perbankan berjalan dengan baik dalam menopang perekonomian, baik dari sisi pembiayaan (perkreditan) maupun dalam penghimpunan dana. 

Pada September 2023, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 8,96% yoy dibanding sebelumnya 9,06% yoy menjadi Rp6.837,30 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 11,19% yoy. 

Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 meningkat sebesar 6,54% yoy dari 6,24% yoy atau menjadi sebesar Rp8.147,17 triliun, dengan kontribusi terbesar dari Giro yang tumbuh sebesar 9,84% yoy. 

“Likuiditas industri perbankan pada September 2023 dalam level yang memadai dengan risiko kredit yang terjaga,” katanyaHal ini tercermin, dari Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) berada pada 115,37% dari 118,50% dan 25,83% dibanding sebelumnya 26,49%. 

Menurut Mahendra, angka tersebut masih jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77% dari 0,79% dan NPL gross sebesar 2,43%.

Kemudian, pemulihan ekonomi juga terus berlanjut di sektor riil, sehingga mendorong penurunan kredit restrukturisasi Covid-19 di September 2023 sebesar Rp9,17 triliun menjadi Rp316,98 triliun dengan jumlah nasabah yang menurun menjadi 1,32 juta nasabah. 

Risiko Pasar Keuangan Global

Meningkatnya volatilitas dan persepsi risiko di pasar keuangan global berpengaruh terhadap kinerja pasar modal domestik, namun penghimpunan dana melalui pasar modal tetap positif.

Kinerja IHSG hingga 27 Oktober 2023 tercatat melemah sebesar 1,34% ytd. Investor nonresiden mencatatkan outflow di pasar saham sebesar Rp11,61 triliun ytd. Sementara itu, tren pertumbuhan jumlah investor pasar modal terus berlanjut yang mencapai 11,86 juta investor.

Penghimpunan dana korporasi melalui pasar modal masih melanjutkan tren positif, dengan nilai penghimpunan dana per 27 Oktober 2023 tercatat sebesar Rp204,14 triliun, termasuk oleh 68 emiten baru.

“Pencapaian ini telah melampaui target emisi penghimpunan dana di pasar modal tahun 2023, yakni sebesar Rp200 triliun,” katanya.

Sektor IKNB

Kemudian,pada sektor Industri Keuangan Non-Bank, industri asuransi dan dana pensiun menunjukkan kinerja yang positif. Secara umum permodalan di industri asuransi terjaga, dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) yang di atas threshold masing-masing sebesar 451,23% dan 308,97%.

Sementara itu, dana pensiun juga tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 6,85% yoy dengan nilai aset sebesar Rp360,62 triliun.

Adapun, pada perusahaan pembiayaan, pertumbuhan piutang pembiayaan masih di level yang tinggi dengan profil risiko yang terkendali. 

Piutang pembiayaan tumbuh sebesar 15,42% yoy pada September 2023, didukung pembiayaan modal kerja dan multiguna yang masing-masing tumbuh sebesar 26,46% yoy dan 13,79% yoy. 

Profil risiko perusahaan pembiayaan terjaga dengan rasio non-performing financing (NPF) net tercatat sebesar 0,68% dan NPF gross sebesar 2,59%.

Gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,23 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali. 

Sementara itu, pada fintech peer to peer (P2P) lending, pertumbuhan outstanding pembiayaan di September 2023 meningkat menjadi 14,28% yoy dari 12,46%, dengan nominal sebesar Rp55,70 triliun dibanding sebelumnya Rp53,12 triliun dan penyaluran kepada pelaku UMKM sebesar Rp20,37 triliun (36,54% dari total pembiayaan P2P).

“Adapun tingkat risiko kredit secara agregat (TWP90) turun menjadi 2,82%,” katanya.

Merespons perkembangan terkini di pasar keuangan global, OJK terus mencermati dampak volatilitas pasar dan kenaikan signifikan yield surat utang terhadap pasar modal dan lembaga jasa keuangan domestik.

“Dalam rangka menjaga ketahanan dan stabilitas SJK pada saat terjadinya fluktuasi di pasar keuangan, LJK juga diharapkan untuk terus memonitor perkembangan portofolio investasi yang dimilikinya,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper