Bisnis.com, JAKARTA - PT Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dengan target harga direvisi naik menjadi Rp2.125.
Revisi kenaikan target tersebut didorong oleh beberapa pencapian positif yang berhasil diraih oleh BBTN, termasuk kebijakan insentif pembebasan PPN untuk harga rumah sampai dengan Rp2 miliar.
"Kami mempertahankan rekomendasi Beli dengan target harga saham baru sebesar Rp2.125 per saham, yang sebelumnya sebelumnya sebesar Rp1.975 per saham," ujar analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella Siahaan dalam risetnya yang dikutip Bisnis, Senin (6/11/2023).
Ciptadana Sekuritas menargetkan kenaikan laba bersih BBTN menjadi Rp3,28 triliun tahun ini, dibandingkan dengan raihan tahun lalu Rp 3,04 triliun. Pendapatan bunga bersih juga diprediksi naik menjadi Rp15,07 triliun, dibandingkan capaian 2022 sekitar Rp14,99 triliun.
Dia menambahkan, Perseroan juga menunjukkan kualitas aset yang terus membaik dan berupaya mengejar kredit dengan yield tinggi. Meski demikian, pembiayaan kredit perumahan masih tetap menjadi andalah utama perseroan.
"Secara keseluruhan, portofolio bank akan tetap 85-90% terdiri dari segmen perumahan dengan hasil yang sangat stabil, sehingga lingkungan suku bunga yang lebih rendah akan sangat membantu NIM," ujarnya.
Baca Juga
Menurutnya outlook yang lebih baik ini juga didukung keputusan pemerintah untuk menaikkan harga jual rumah yang mendapatkan subsidi bunga dari pemerintah mencapai 7-8% dari Rp 162-234 juta menjadi Rp 166-240 juta. Kenaikan tersebut akan berimbas terhadap penyaluran KPR perseroan.
“Kami memperkirakan kredit BTN akan meningkat 10,4% tahun ini”, ujarnya.
Sentimen positif bagi BBTN juga datang dari kebijakan pemerintah yang membebaskan PPN untuk harga rumah sampai dengan Rp2 miliar hingga insentif biaya administrasi pengurusan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Direktur Finance Bank BTN Nofry Rony Poetra mengatakan stimulus yang akan diberikan Pemerintahan Presiden Joko Widodo tersebut menjadi angin segar bagi sektor perumahan.
“Kami mendukung dan mengapresiasi kebijakan positif Pemerintah untuk mendongkrak sektor perumahan, karena stimulus ini juga akan mempermudah masyarakat Indonesia memiliki rumah, terutama para Gen Z, milenial, dan masyarakat berpenghasilan rendah,” katanya.
Menurut Nofry, perhatian pemerintah terhadap sektor perumahan sangat tinggi karena sektor ini memiliki dampak multiplier effect terhadap 185 subsektor turunannya.
Selain itu, sektor perumahan juga memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, menggunakan banyak produk lokal dan melibatkan banyak pihak sehingga diharapkan akan mampu mempercepat pertumbuah ekonomi nasional.
“Kontribusi sektor perumahan memang sangat tinggi karena sektor perumahan ini sangat padat modal, tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 500.000 pekerja untuk setiap 100.000 rumah yang dibangun dan menggunakan 90% bahan lokal,” katanya.
Nofry menyebutkan selain mempermudah masyarakat Indonesia membeli rumah, insentif ini juga bakal mendorong pencapaian target pertumbuhan kredit di Bank BTN.
Stimulus dari Pemerintah tersebut juga akan meningkatkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Non-subsidi yang menjadi salah satu motor utama pertumbuhan kredit di Bank BTN.
“Tahun ini dan tahun depan, kami membidik kredit tumbuh sekitar double digit dengan target NIM pada akhir tahun 2023 yang mencapai 3,9-4,0%,” pungkasnya.
Adapun, berdasarkan RTI Business pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (6/11/2023) saham BBTN terparkir di zona hijau dengan penguatan 1,25% ke level Rp1.215 per saham.
Namun, jika dilihat selama Oktober 2023, saham BBTN justru rontok 3,19%. Bahkan, jika ditarik selam lima tahun ke belakang, saham BBTN terkoreksi 40,81%