Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Maruf Amin Wanti-Wanti Perusahaan Asuransi Jaga Data Pribadi Nasabah

Wapres Ma’ruf Amin juga meminta OJK dan pelaku industri meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan perasuransian, khususnya perlindungan data pribadi.
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin melakukan kunjungan ke Kantor Perwakilan Lembaga Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) di Shanghai, China, Senin (17/9/2023). JIBI/Bisnis-Akbar Evandio
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin melakukan kunjungan ke Kantor Perwakilan Lembaga Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) di Shanghai, China, Senin (17/9/2023). JIBI/Bisnis-Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mewanti-wanti perusahaan asuransi untuk menjaga data pribadi nasabah. Terlebih belakangan ini marak kejahatan siber yang merugikan masyarakat dan negara. 

Menurut data International Monetary Fund (IMF) pada 2020, kerugian rata-rata tahunan akibat serangan siber yang dialami sektor keuangan global mencapai lebih dari Rp1.400 triliun. 

“Secara khusus, saya ingin tekankan agar industri asuransi menjamin dan melindungi data pribadi nasabah, untuk mencegah penyalahgunaannya,” kata Ma’ruf Amin dalam peluncuran Allianz Life Syariah Indonesia di Jakarta, Kamis (16/11/2023). 

Tidak hanya itu, Ma’ruf Amin meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pelaku industri bersinergi untuk meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan perasuransian, khususnya perlindungan data pribadi nasabah tersebut. 

Untuk terus memenuhi ekspektasi dan menjaga kepercayaan publik terhadap industri, Ma’ruf Amin mengungkap ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan. 

 Pertama memastikan tata kelola industri dan perusahaan asuransi tetap dalam koridor regulasi otoritas yang berlaku. 

“Inovasi produk-produk baru asuransi perlu didorong, tetapi tetap dilaporkan dan berizin resmi dari otoritas. Aspek kejujuran, keterbukaan, akuntabilitas, dan perlindungan nasabah juga merupakan prinsip-prinsip yang senantiasa harus dikedepankan,” katanya. 

Dia juga mengimbau perusahaan asuransi untuk menerapkan aspek kehati-hatian dalam pengelolaan risiko. Pasalnya perekonomian global masih tidak menentu, sehingga diperlukan perhitungan dan kecermatan ekstra saat menentukan investasi pada aset. 

“Hindari aset-aset berisiko tinggi. Pastikan kesehatan keuangan perusahaan asuransi tetap terjaga. Lakukan pengelolaan keuangan perusahaan secara efisien dan saksama, namun tetap lincah dan adaptif terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat,” paparnya. 

Dia juga mendorong perusahaan asuransi khusunya asuransi syariah menjaga penerapan prinsip syariah dalam produk dan layanan. Serta mengusung nilai syariah dalam menjalankan aspek bisnis serta menjamin keamanan dan kenyamanan nasabah.

“Kita harapkan nantinya semakin banyak masyarakat memilih asuransi syariah bukan semata untuk memenuhi tuntunan agama, melainkan karena meyakini keunggulan produk dan layanannya,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper