Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) bersiap untuk menggelar rights issue pada awal 2024. Adapun, dana hasil rights issue akan digunakan untuk akuisisi dua perusahaan.
Berdasarkan prospektus, BTPN telah mendapatkan restu dari pemegang saham untuk menggelar rights issue sebanyak 3,09 miliar lembar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp20 per saham. Rights issue itu akan efektif digelar pada kuartal I/2024.
Adapun, Manajemen BTPN menjelaskan penggunaan dana hasil pelaksanaan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) II atau rights issue itu di antaranya untuk akuisisi.
"Sebesar kurang lebih 62,4% untuk melakukan ekspansi dan investasi usaha salah satunya melalui pengambilalihan perusahaan yang bergerak di kegiatan usaha pembiayaan yaitu PT Oto Multiartha [OTO] dari PT Summit Auto Group yang merupakan anak perusahaan dari Sumitomo Corporation [Grup SC] dan SMBC," tulis Manajemen dalam keterbukaan informasi pada Senin (11/12/2023).
Kemudian, kurang lebih 37,2% dana hasil rights issue juga akan dimanfaatkan untuk melakukan ekspansi dan investasi usaha salah satunya melalui akuisisi perusahaan yang bergerak di kegiatan usaha pembiayaan yaitu PT Summit Oto Finance (SOF) dari PT Summit Auto Group yang merupakan anak perusahaan dari Grup SC dan SMBC.
BTPN sendiri merupakan bank besutan SMBC, di mana per 30 November 2023 SMBC mengggenggam kepemilikan 92,43% di BTPN sebagai pemegang saham pengendali.
Baca Juga
Dalam gelaran rights issue itu, SMBC akan mengambil haknya. SMBC juga akan menjadi pembeli siaga rights issue BTPN.
Sementara itu, Manajemen BTPN menjelaskan bahwa harga pengambilalihan saham OTO dan SOF merupakan total valuasi berdasarkan laporan keuangan yang diaudit per 31 Desember 2023.
Harga pengambilalihan saham OTO dan SOF juga tunduk pada mekanisme penyesuaian harga yang akan diperhitungkan berdasarkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada akhir bulan yang jatuh satu bulan sebelum tanggal penandatanganan akta pengambilalihan atau tanggal lain yang disepakati bersama oleh para pihak secara tertulis.
Kemudian, apabila dana hasil PMHMETD II ini tidak mencukupi, perseroan masih memiliki alternatif pembiayaan yang antara lain berasal dari kas internal perseroan untuk akuisisi.
Selain untuk akuisisi, sisa dana hasil rights issue atau kurang lebih 0,4% akan dimanfaatkan BTPN untuk modal kerja perseroan.
Sebelumnya, Manajemen BTPN memperkirakan bahwa dengan adanya right issue dan akuisisi itu aset akan bertambah. Mengacu laporan keuangan per September 2023, dengan adanya PMHMETD II, artinya bakal terjadi kenaikan total aset BTPN menjadi sebesar Rp181,8 triliun dari sebelumnya Rp175,1 triliun.
Total modal proforma BTPN juga bakal naik menjadi Rp40,2 trilliun dari yang sebelumnya Rp33,5 triliun. Selain itu, jumlah penyertaan yang meningkat menjadi Rp8 triliun, dibanding sebelumnya Rp1,3 triliun.