Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Alasan Korporasi Pilih Pakai Dana Sendiri Ketimbang Utang ke Bank

Mengacu Survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan Perbankan BI, permintaan kredit korporasi ke bank pada November 2023 mengalami penurunan.
Ilustrasi penyaluran kredit perbankan./ Dok Freepik
Ilustrasi penyaluran kredit perbankan./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Segmen korporasi lebih memilih mengalokasikan dana sendiri untuk memenuhi kebutuhan operasional usahanya dibandingkan dengan mengajukan kredit ke bank. Ada sejumlah faktor yang mendorong pemanfaatan dana sendiri oleh korporasi itu.

Mengacu Survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan Perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), permintaan pembiayaan korporasi pada November 2023 mengalami penurunan, di mana saldo bersih tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi mencapai 14,9% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 15,7%.

Salah satu sektor korporasi yang permintaan pembiayaannya lesu ada di industri pengolahan, di mana SBT pembiayaannya mencapai 1,8% dibandingkan bulan sebelumnya 3,1%.

Alasan pembiayaan korporasi itu melambat di antaranya penurunan kegiatan operasional seiring lemahnya permintaan domestik, lemahnya permintaan ekspor, hingga penundaan rencana ekspansi. 

Di samping itu, survei BI menunjukan bahwa dalam memenuhi kebutuhan operasional bisnisnya, korporasi lebih memilih memakai dana sendiri. "Responden menyampaikan bahwa kebutuhan pembiayaan pada periode laporan masih dipenuhi terutama dari dana sendiri," tulis survei BI tersebut pada Selasa (19/12/2023).

Sebanyak 63,9% responden memilih memakai dana sendiri atau laba ditahan dalam memenuhi kebutuhan pembiayaannya. Hanya 4,6% responden yang menambah pembiayaan di perbankan.

Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro mengatakan banyaknya korporasi yang memanfaatkan dana sendiri dibandingkan kredit ke bank terjadi di antaranya karena faktor tren tingginya suku bunga.

"Kekhawatiran arah suku bunga naik. Ini menjadi burden karena pembayarannya tinggi," ujarnya dalam Mandiri Economic Outlook 2023 pada Selasa (19/12/2023). 

Akan tetapi, menurutnya The Fed memberikan sinyal dovish tahun depan. Ini membuat suku bunga acuan BI diproyeksikan juga mengalami penurunan pada 2024 dan 2025.

"Ekspektasi suku bunga turun ini membuka peluang meningkatnya lagi potensi permintaan kredit," ujar Andry.

Selain itu, Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina mengatakan banyaknya korporasi yang memanfaatkan dana sendiri dibandingkan kredit ke bank merupakan hal yang lumrah.

"Ini hal yang lumrah ketika pandemi jadi endemi, korporasi pakai dana yang disimpannya saat pandemi itu untuk ekspansi. Ini bagian dari normalisasi," ujar Dian.

Meski begitu, menurutnya pertumbuhan kredit masih kuat pada 2023. "Pada 2023 ini sedikit terjadi normalisasi, kredit bank masih sehat. Kemudian pada 2024 kita masih lihat ada optimisme outlook dengan kinerja ekonomi yang resilien. Penggunaan kredit juga akan sehat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper